bernarilah mimpi
Kami takut bermimpi. Satu saja alasannya, keberanian itu sudah begitu sering dikecewakan. Sering kali juga kami merasa tak sanggup untuk menenangkannya. Padahal, kami telah disuguhkan sekian banyak contoh bahwa luar biasa hasil dari bermimpi. Melebihi kesanggupan kami dari membayangkan apa yang bisa terjadi.
Bukan kami tak mungkin untuk mengelak dari kekecewaan, kegagalan dari apa yang sudah ditinggikan dan dibicarakan terus-menerus. Hukuman sosial dan diri sendiri mendera. Namun, tak ada lagi yang bisa kami lakukan selain bermimpi. Semua diawali dari mimpi yang berkesungguhan.
Biarkan kami bicara tentang omong kosong yang selalu dilecehkan dan dianggap remeh. Biarkan kami bercanda tentang kegagalan yang sudah kami langkahi dengan ribuan peluh. Kami pun akan berkumpul membentuk lingkaran. Menceritakan mimpi kami satu per satu yang belum tercapai, bahkan sebagian masih beranggapan tidak akan tercapai.
Namun, kami tidak takut. Kami tidak sangsi sedikit pun. Biarkan kami dihajar oleh kegagalan bertubi-tubi yang membuat kami terpojok di suatu ruangan hampa tanpa udara berikut kedap suara. Kemudian, kami pun bisa bangkit dan menarikan mimpi-mimpi kami. Semua harus dimulai untuk mengetahui kelanjutannya.
Pergilah jika kau datang untuk mengganggu. Kami sedang asyik bermimpi. Berlarilah jika ingin bergabung. Mimpi kita tidak tabu untuk dileburkan.
Bukan kami tak mungkin untuk mengelak dari kekecewaan, kegagalan dari apa yang sudah ditinggikan dan dibicarakan terus-menerus. Hukuman sosial dan diri sendiri mendera. Namun, tak ada lagi yang bisa kami lakukan selain bermimpi. Semua diawali dari mimpi yang berkesungguhan.
Biarkan kami bicara tentang omong kosong yang selalu dilecehkan dan dianggap remeh. Biarkan kami bercanda tentang kegagalan yang sudah kami langkahi dengan ribuan peluh. Kami pun akan berkumpul membentuk lingkaran. Menceritakan mimpi kami satu per satu yang belum tercapai, bahkan sebagian masih beranggapan tidak akan tercapai.
Namun, kami tidak takut. Kami tidak sangsi sedikit pun. Biarkan kami dihajar oleh kegagalan bertubi-tubi yang membuat kami terpojok di suatu ruangan hampa tanpa udara berikut kedap suara. Kemudian, kami pun bisa bangkit dan menarikan mimpi-mimpi kami. Semua harus dimulai untuk mengetahui kelanjutannya.
Pergilah jika kau datang untuk mengganggu. Kami sedang asyik bermimpi. Berlarilah jika ingin bergabung. Mimpi kita tidak tabu untuk dileburkan.
Komentar
Posting Komentar