Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2009

tak suka baca

Aku tak lagi suka membaca. Dulu, bisa saja kuhabiskan berjam-jam dengan membaca ribuan morfem dalam satu buku tanpa gangguan konsentrasi. Lama-lama, angkuhku mungkin muncul. Baru saja kubaca beberapa halaman, aku malah ingin menyaingi penulis yang pasti jauh lebih bagus dan berpengalaman. Kurangkai segala morfem yang muncul dalam pikiranku. Bahkan, tanpa ide awal. Tak kubuat kerangka pikiran yang menjadi patokan penulis-penulis. Bagus atau tidak hasil tulisan itu nanti saja, aku hanya ingin menumpahkan pikiran yang ada. Malam ini, aku tiba-tiba teringat seorang teman lamaku. Aku tahu betul kebiasaannya. Bangun tengah malam, membakar sebatang atau beberapa batang rokok dan menonton film. Filmnya pun selalu ia beli yang bajakan, kecuali film-film local. Menurutnya, hasil kreativitas, pemikiran, dan usaha orang lokal harus didukung. Pembelian film atau bahkan musik lokal adalah pencerobohan katanya dengan tegas. Bagusnya, ia termasuk konsisten dengan ucapannya mengenai ini. Selain menonto

meranggas

jiwa ini meranggas ketika musim itu tiba musim yang mendampingi kelahiranku tak mengenal kemarau dan hujan musim pemodal besar idealisme berserakan di mana-mana ditinggalkan empunya yang merasa kalah merasa sia-sia dan ada di album kehidupan pun cukup identitas ibu pertiwi dipertanyakan kembali jiwa ini pun tak utuh jika masih ada pertanyaan itu pssst, satu lagi daun jiwaku lepas dan, identitas itu ikut terlekat menemani dalam album tadi

satu, dua, tiga

Semua begitu berbeda. Seolah-olah berjalan menjauhiku. Aku pun memilih untuk diam. Sekadar ingin melihat tanggapan dari yang lain. Ingin dianggap, sesungguhnya. Tetapi, mereka malah berjalan berhamburan. Atau, aku saja yang malah bersembunyi? Satu, dua, tiga. Mungkin, memang tempatku di taman belakang dengan secangkir kopi. Sayang sekali, alam bilang, dua perlu disesuaikan, sementara lebih daru dua terlalu banyak. Aku bilang, satu pun harus berpuas diri. (rindu kalian yang tak pernah mencari)