Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

Zeke miniconcert: Where was I?

Terkait dengan senang menonton gigs sendirian, akhir-akhir ini, saya sering ketemu nggirma. Dia ada keperluan, sih, untuk datang ke acara-acara seperti itu. Sementara, saya hanya untuk memenuhi rasa senang. Tiga acara terakhir yang ketemu nggirma: ERK, Zeke, TOR di EX, payung teduh di Aksara Kemang, dan Zeke mini concert di Goethe.  Nah, saya mau cerita tentang konser terakhir, Zeke mini concert. Zeke memang punya tempat spesial di hati saya. Pertama kali dikasih tahu Zeke and the Popo sama Dimsum dalam perjalanan pulang dari kampus. Tidak lama, ZATPP main di sastra. Zeke pakai baju biru. Saya tercengang melihat video yang jadi background waktu mereka manggung. Zeke juga pernah buat acara di rumahnya. Ada beberapa band lain yang manggung. Bermodal informasi dari internet, saya datang ke rumahnya, minta ditemenin Anggun dan Nia yang sudah terlihat tidak nyaman waktu baru masuk. Waktu Zeke main di “we are pop”, saya juga datang. Waktu dia buat lagu untuk menggambarkan isi cerpen, sa

pulang

Kami duduk berdua. Sesekali, ia merangkulkan tangannya di pundakku. Atau, mengelus halus punggungku.  Sambil tersenyum, diceritakannya keresahannya akan kesehariannya. Hari-harinya berubah. Pengulangan atas proses hidup setelah berpuluh tahun. Tanpa penyangkalan, ia berpandang menerawang.  Hidupnya tak semudah yang dilihat orang-orang.  Namun, ketegarannya selalu dirasakan.  Jika rindu, ia tak pernah bilang. Hanya kirim foto dan sepatah-dua patah kata yang hampir tak pernah basi. Hanya itu alasan aku pulang.

penemu

terlalu cepat. potongan-potongan kecil ini terlalu singkat hadirnya. perasaan berlalu lalang. sama sekali tidak pakai permisi. menumpuk seolah mengelabui yang masih berjalan. kami bukan pencari, hanya penemu.