Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2006

bergerak menyamping

mengapa masih dipertanyakan pula tentang garis batas yang kita diami? biarkan saja dan tak usah melangkah maju ataupun mundur biar kita tetap di garis batas ini berlarian ke samping, sampai ujung garis batas yang belum kita temukan mari bermain-main dengan garis batas itu sendiri memang banyak mereka yang melewati kita, melewati garis batas bahkan banyak pula yang berlari mundur mereka punya cara masing-masing bilang kita salah karena mereka selalu memaju atau memundur tak pernah bisa lama menyamping dan kemudian sesuatu yang selalu dilakukan dianggap benar dan sesuatu yang di luar itu menjadi salah anggapan untuk kita itu hanyalah korban dari kestabilan mereka apakah iya mereka yang stabil? padahal kita selalu di garis batas, bergerak menyamping sebenarnya enggan juga dikategorikan stabil karena kestabilan mengurangi makna yang terkandung apa memang kita--setidaknya aku--sudah berkurang maknanya? yah, yang jelas kita sama-sama mencari kenikmatan dan aku sedang menikmati permainan gari

dia yang penuh janji

entah apa yang masih membuatmu masih di situ? bukankah sudah kujelaskan beberapa alasan yang sangat logis untuk segera beranjak dari situ? bukannya aku terganggu tapi suatu saat nanti kau yang akan terganggu walau aku tak akan peka terhadap saat itu aku masih di sini walaupun sudah berpindah tempat dari sejak kita bertemu namun aku sedang kerasan di sini setelah mengalami masa-masa adaptasi yang cukup berat aku menikmati tempatku sekarang tak apa kalau maasih ada di situ entah kapan aku beranjak dari sini walau aku beranjak belum tentu ke sana bisa saja aku merayap ke tempat tak bernama

my dear cousin

Aku mengosongkan beberapa hari terakhir untuk ada di sana. Mungkin tidak ada di sampingnya tapi aku ada di sana untuk dia, tak dapat dihindari untuk keluarga dia. Yakinlah, semua untuk dia. Aku enggan membicarakan hari-hari itu kembali. Tapi hari ini aku harus meluangkan sejenak waktu untuk berkisah tentang hari-hari itu. Semoga saja ini dapat menenangkan malam-malamku karena sejak malam itu, bayangannya selalu hadir. Jujur, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus aku lakukan, pikirkan, bahkan aku rasakan ketika pertama kali berada di rumah sakit itu. Aku masuk dan tak lama segera keluar dari kamar itu. Aku tidak tega. Sungguh, aku langsung membuang segala pikiran tentang apa yang pernah terjadi dan berdoa. Yakinlah, hanya untuk dia. Aku memohon segala maaf dan mengikhlaskan apa yang harus diikhlaskan. Yakinlah, hanya untuk dia. Siapa tahu, bisa membantu kepergian yang semestinya. Dua hari. Lebih lelah dari latihan fisik walaupun keringat yang dikeluarkan tak seberapa. Hanya pikiran

orang-orang gak bermutu

belum mengistirahatkan pikiran dari kemaren. kemaren, setelah melepas sedikit tawa dengan orang sekitar, berniat pulang saat matahari terik. namun, bertemu orang, singgah--yang niatnya sebentar karena hanya bertegur sapa--dan akhirnya terlarut dalam percakapan (atau bisa dibilang diskusi, entahlah) hingga senja menjelang. banyaknya masukan membuat perjalanan ke rumah terasa singkat. tiba di rumah, hanya memasukkan sedikit makanan karena keharusan. kemudian, berangkatlah pergi mencari secuil pengalaman. memang kadang apa yang diingini suka didukung oleh alam sekitar. kesukaan mengajar sedang berkurang belakangan ini. dan belakangan ini pula, banyak murid yang harus membatalkan pelajaran. di satu sisi, senang juga karena tidak perlu berpura-pura di dalam sana. di sisi lain, saya menanti rupiah-rupiah sebagai pengganti kekalapan membeli buku di waktu lalu. tapi yang kemarin kejadiannya sedikit berbeda. setelah mengalami kemacetan menuju kuningan--yang penuh dengan perkantoran itu-- akhirn