Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Kematian Begitu Dekat

"Saya mau mati." "Saya mau mati." "Saya mau mati." Pesan-pesan tersebut saya dapatkan berturut-turut sekitar pukul 19.00. Tidak ada keakraban di samping saya, hanya kumpulan orang dengan pekerjaan yang harus diselesaikan. Juga nyamuk-nyamuk yang mengingatkan keberadaannya dan meninggalkan bekas di tubuh. Saya dan pemberi pesan sama sekali tidak akrab. Namun, pesannya terasa begitu akrab. Saya langsung meninggalkan pesan kepada seorang teman, "Bisa bantu teman saya?" Entah apa makna teman. Satu-satunya yang ada dalam pikiran saya hanyalah memberikan pilihan lain selain mati. Jangan sampai dia pilih mati. Konsentrasi saya bubar secara nyata. Saya berkonsentrasi penuh dengan pesan-pesan. Entah mana yang nyata. Dia setuju menunda kematiannya untuk bertemu dengan saya keesokannya. Setelah pertemuan dengannya, saya runtuh; merasa telah mengkhianati apa yang saya percaya. Saya percaya setiap orang sudah punya pilihan. Dan, saya percaya bahwa saya

Cerita Hari Minggu

Hari ini saya kebosanan. Mungkin itu kata halus dari kesepian.  Saya hubungi teman-teman. Satu sedang kencan. Satu sedang jalan-jalan. Satu sedang arisan. Satu sedang latihan.  Coba kirim pesan ke lain kawan-kawan. Satu dengan anjingnya sudah janjian. Satu ada  kerjaan untuk bayar tagihan. Satu lagi tidak dapat balasan. Akhirnya bertemu dengan satu teman yang janjinya terus dibatalkan. Ternyata dia butuh hiburan. Baru saja gagal perkawinan. Sebelum ijab kabul, sudah banyak permintaan. Satu temannya datang. Katanya, sedang dililit utang. Melambung tinggi harga semua barang. Pendapatan di bank hanya lalu-lalang. Satu lagi tiba, lelah menyupir mobil bukan milik pribadi. Dipecat pas anak mau masuk sekolah sebulan lagi. Pasangan ngomel karena makanan tidak bergizi. Surat pecat disimpan dalam laci. Akhirnya, mereka adu tragedi. Temannya ada yang ditinggal pergi. Pacarnya sekolah ke luar negeri. "Kamu ke sini atau kita akhiri.&q

Dukungan Pemerintah terhadap Mesin Pengeruk Kemanusiaan

Ketika lagi mengajar bahasa Indonesia via Skype, satu whatsapp group sibuk membahas camping akhir minggu ini. Satunya lagi sibuk ngobrolin rencana nge-beer Jumat malam. Satu whatsapp group lainnya baru berhenti kurang lebih 3 jam lalu setelah seharian tidak berhenti membahas kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru saja dicabut. Angkat nama dengan kebijakan yang baru dikeluarkannya: anak-anak sekolah selama satu hari penuh. Satu hari penuh yang dimaksud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang baru adalah sampai jam 17.00. Jadi, orangtua bisa menjemput anaknya sepulang kantor. Mengutip CNN.com , Mendikbud Muhadjir Effendy bilang begini, “Dengan sistem full day school ini, secara perlahan, anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi ‘liar’ di luar sekolah ketika orang tua mereka masih belum pulang dari kerja.” Kebijakan tersebut menuai kecaman. Whatsapp group tempat saya hanya menjadi ninja (mengamati tanpa komentar) tentu saja merongrong kebijakan terseb