Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2013

tunggu-menunggu

malam ini milik siapa sesiangan menaruh teka-teki tanpa berujung jawaban tunggu-menunggu milik sudah di ujung persimpangan cari-mencari sudah gulung segala caci tumpah muak tak bergerak ketika bulan bercengkerama sesiapa menyapa dalam diam

pembiaran

sore itu, kita berdiri saling berhadapan. saling menendang kaki pelan-pelan yang mengisyaratkan jauh dari kebencian. saling lempar senyum yang disimpan sendiri-sendiri, meski saling melihat. setelah beberapa kali, kita pun tertawa dibuatnya. kemudian, burung tak malu-malu beterbangan di atas kita. dan, mereka menjatuhkan kotorannya di sekitar kita. alih-alih melihat ke bawah, kita malah mendongakkan wajah, mencari si pelaku. bukannya marah-marah, derai tawa kita pun malah semakin. salah satu dari kita menarik tangan yang lain, sementara yang lain mengulurkan tangannya. entah siapa yang duluan. saling membiarkan saja. berlarian kecil ke tempat sebelah sana. seolah-olah lebih aman. padahal, burung tak kenal lelah terus terbang. saat berjejak, kita melihat ke atas lagi. tangan kita masih bergandengan. burung-burung itu masih saja di atas kita. pindah lagi. lari kecil lagi. bergandengan masih. salah satu dari kita tersandung. satu lainnya melihat dan berusaha menahan. tertawa lagi.

Pasangan-Sarapan: Kopi dan Roti

Gambar
Pagi ini, secangkir kopi panas dan setangkap roti dibuat sudah. Niat hati ingin mengantarkannya kepada yang bekerja semalaman. Mempermudah lelah untuk hari yang masih panjang. Bukan hanya itu, duka akan bom yang terjadi di Boston pagi ini juga memicu saya untuk melakukannya. Dunia seakan merampas harapan dan saya hanya ingin berbagi sedikit untuk mengingatkan adanya kebaikan, apalagi pagi hari. Tunggu. Bukan, itu bukan alasan. Ya, mungkin hanya sepersekian bagian dari pembenaran. Namun, meskipun tidak ada tragedi itu sama sekali, saya mungkin akan tetap membuatkan pasangan-sarapan ini. Sebelum berangkat, niat yang sudah bulat pun saya pertimbangkan. Berbagai kemungkinan bisa jadi mempermudah atau justru mempersusah. Kemungkinannya demikian. Ia akan tersenyum, yang bisa jadi seolah-olah bahagia, ketika menerimanya. Itu adalah kemungkinan terbesar karena apresiasinya akan usaha melakukan itu semua. Itu hal yang setidaknya dilakukan manusia ketika menerima sesuatu yang sekiranya d

Begitu-begitu Saja

Datang dengan jaket hijau andalannya, ia memilih duduk di sebelahku. Keringatnya menunjukkan usahanya sampai bisa ada di hadapanku, tetapi senyumnya tidak berkurang sedikit pun. Hobinya memang jalan kaki. Dari kantornya yang ada di sekitaran bundaran HI, ia berjalan kaki menuju kuningan, tempat janjian kami. Pada awalnya, aku sudah menawarkan untuk bertemu di tempat yang lebih dekat dengan kantornya. Toh, aku juga naik mobil. Namun, katanya, kuningan selalu manis untuk pertemuan. *** Setelah memesan satu cangkir kopi hitam yang panas tanpa gula, aku membuka jaketku. Perjalanan tadi memang tidak sejauh biasanya, tapi cukup membasahkan punggungku untuk pertemuan yang kuduga akan manis. Kemudian, kuperhatikan matanya. Ia sering mencuri pandang ke lenganku. Dia memang pernah bilang tertarik dengan lelaki bertato. Namun, aku mencurigai itu sebagai penarik kenangan dari lelaki yang pernah dekat dengannya. *** “Apa kata Jakarta malam ini?” pertanyaan pembukaku samb

Perjalanan Kereta

Gambar
Suatu Jumat nanti, kita tetiba ingin mengasingkan diri. Pergi jauh dari segala ketidakpastian dan semakin membuatnya menjadi semakin tidak pasti. Dengan modal nyali dan memaksakan berani, kita akan bergegas bertemu di stasiun. Memilih jurusan apa pun yang ada tanpa pemikiran berulang kali seperti yang sering kali kita lakukan. Berada di dalam kereta dengan pemandangan kota dan pohon yang berlaluan siapa tahu akan menghibur kita. Banyak bicara tentang segala kemungkinan dalam hidup ini, juga tentang kejadian yang berlalu. Diam menyelip tidak sebentar tanpa pernah membuat kita menyangsikan perjalanan itu. Perjalanan yang makan waktu lebih dari empat jam itu tentu akan melenakan kantuk. Kita akan sama-sama mengandalkan bahu di sebelah tanpa tersedak maksud. Kemudian, mendapatkan dengkur ketika terbangun. Atau, bisa jadi yang tak kalah manis, kita mendapatkan senyum dan tatapan-sudah-bangun-kamu?. Sesampainya di kota lain yang antah-berantah itu, kita akan menyambung kena