tidurlah

Sebelum tiba di penghujung, saya sering kali kelelahan. Ujung pun tak terlihat; bukan karena silau ataupun gelap, tetapi memang terlalu jauh. Kadang, mungkin saja ujung sudah di depan mata. Namun, karena terlalu besar, saya suka berpikir itu hanya tak terlihat. Atau, bisa jadi justru memang tidak mau melihat ujung. Terlanjur termakan omongan orang yang bilang hidup penuh perjuangan, tanpa akhir. Kasihan.

Ketika sedang lelah, saya suka lihat kiri-kanan. Memang, ya, rumput tetangga tampak lebih hijau. Namun, rasanya, perlu juga melihat ke belakang. Menatap jejak yang telah dilewati. Patutlah berbangga diri. Banyak sudah pernah dilakukan dan dikenang, meskipun tak banyak orang tahu. Mungkin, mereka memang tak perlu tahu.

Di sinilah saya. Melihat representasi humanis akan karya saya. Bangga sekaligus terharu! Terima kasih mereka.

Komentar