identitas perempuan
orang-orang bergerak lebih cepat daripada biasnaya. atau, saya saja yang semakin melambat. entah apa lagi penghalang. segala yang ada sudah saya persalahkan untuk menjadi benar. terbukti lagi, oposisi biner selalu menyudutkan. bahkan, tidak menghasilkan apa-apa. jika benar dan salah tidak lagi menjadi masalah, kenapa aku dan kamu bicara dalam bahasa yang berbeda?
meski itu, kamu tetap mengerti tiap kata. paham tiap maksud. aku pun begitu. kenapa masih juga aku permasalahkan? aku jadi ingat tengah pagi itu. bangun dengan resah yang menggeliat di tiap arteri yang ada. bertanya asal, siapakah aku. identitas itu menguap. kujabarkan terbata-bata dengan meminjam bahasamu. ke mana bahasa aku? bahkan, aku pun tak bisa menjelaskan identitasku dengan bahasaku sendiri. identitasku tercekam. bukan baru saja dirampok, tetapi aku baru tersadar bahwa ini adalah bentukan. seumur hidupku dibentuk oleh kebelengguan yang kamu ciptakan. dengan bahasa yang ada, kau bentuk pikiranku untuk menyamaimu. berusaha keras untuk menjadi sepertimu. mengidentifikasikan diri untuk menjadi seseorang yang lebih dengan berusaha mati-matian menjadi sepertimu. hah?
kutelusuri lagi setiap bahasa yang kugunakan. diajarkan sejak kecil dengan pola pikirmu. itulah mengapa identitasku terbentuk. tak cukup waktu hidupku untuk mengubah semua bahasa itu. bukan untuk membedakan, tetapi sekadar memberi identitas. identitas yang sudah kamu rasakan sejak kau lahir, bahkan sejak kamu masih di dalam kandungan. kamu tak pernah mengerti apa rasa kehilangan identitas. harus ada cara lain untuk mencari kembali identitas itu.
bahasa satu-satunya cara yang paling mungkin. bahasa seperti sel yang membelah dirinya sendiri menjadi dirinya yang lain, tetapi serupa. identik. bahasa menyebar melalui bahasa dan akan menjadi bahasa. apa orang-orang bisa yakin? apa aku bisa buat orang-orang menjadi yakin? apa mreka peduli dengan identitas mereka? saudara, anda harus tahu siapa diri anda, seperti apa diri anda. anda bisa bertahan dari segala badai jika tahu anda sendiri. siapa yang tahu anda sendiri?
meski itu, kamu tetap mengerti tiap kata. paham tiap maksud. aku pun begitu. kenapa masih juga aku permasalahkan? aku jadi ingat tengah pagi itu. bangun dengan resah yang menggeliat di tiap arteri yang ada. bertanya asal, siapakah aku. identitas itu menguap. kujabarkan terbata-bata dengan meminjam bahasamu. ke mana bahasa aku? bahkan, aku pun tak bisa menjelaskan identitasku dengan bahasaku sendiri. identitasku tercekam. bukan baru saja dirampok, tetapi aku baru tersadar bahwa ini adalah bentukan. seumur hidupku dibentuk oleh kebelengguan yang kamu ciptakan. dengan bahasa yang ada, kau bentuk pikiranku untuk menyamaimu. berusaha keras untuk menjadi sepertimu. mengidentifikasikan diri untuk menjadi seseorang yang lebih dengan berusaha mati-matian menjadi sepertimu. hah?
kutelusuri lagi setiap bahasa yang kugunakan. diajarkan sejak kecil dengan pola pikirmu. itulah mengapa identitasku terbentuk. tak cukup waktu hidupku untuk mengubah semua bahasa itu. bukan untuk membedakan, tetapi sekadar memberi identitas. identitas yang sudah kamu rasakan sejak kau lahir, bahkan sejak kamu masih di dalam kandungan. kamu tak pernah mengerti apa rasa kehilangan identitas. harus ada cara lain untuk mencari kembali identitas itu.
bahasa satu-satunya cara yang paling mungkin. bahasa seperti sel yang membelah dirinya sendiri menjadi dirinya yang lain, tetapi serupa. identik. bahasa menyebar melalui bahasa dan akan menjadi bahasa. apa orang-orang bisa yakin? apa aku bisa buat orang-orang menjadi yakin? apa mreka peduli dengan identitas mereka? saudara, anda harus tahu siapa diri anda, seperti apa diri anda. anda bisa bertahan dari segala badai jika tahu anda sendiri. siapa yang tahu anda sendiri?
Komentar
Posting Komentar