Zeke miniconcert: Where was I?
Terkait dengan
senang menonton gigs sendirian, akhir-akhir ini, saya sering ketemu nggirma.
Dia ada keperluan, sih, untuk datang ke acara-acara seperti itu. Sementara,
saya hanya untuk memenuhi rasa senang. Tiga acara terakhir yang ketemu nggirma:
ERK, Zeke, TOR di EX, payung teduh di Aksara Kemang, dan Zeke mini concert di
Goethe.
Nah, saya mau
cerita tentang konser terakhir, Zeke mini concert. Zeke memang punya tempat
spesial di hati saya. Pertama kali dikasih tahu Zeke and the Popo sama Dimsum
dalam perjalanan pulang dari kampus. Tidak lama, ZATPP main di sastra. Zeke
pakai baju biru. Saya tercengang melihat video yang jadi background waktu
mereka manggung.
Zeke juga pernah
buat acara di rumahnya. Ada beberapa band lain yang manggung. Bermodal
informasi dari internet, saya datang ke rumahnya, minta ditemenin Anggun dan
Nia yang sudah terlihat tidak nyaman waktu baru masuk. Waktu Zeke main di “we
are pop”, saya juga datang. Waktu dia buat lagu untuk menggambarkan isi cerpen,
saya juga beli. Saya sering terkesima dengan pemikiran Zeke yang kadang
suka dia kasih tahu kalau manggung. Bahkan, dia pernah jadi inspirasi untuk
menjadi teman “Lesya”. Waktu album pertama, Zeke sempet main di Aksara. Saya
datang juga. Waktu itu, saya datang sama MT.
Nah, mini concert
ini untuk launching album kedua dia. Waktu tahu dia mau mengeluarkan album,
saya langsung beli pre-sale. Ternyata, saya dapat dua tempat duduk spesial di
mini concert-nya. Saya langsung kasih tahu MT. Rencananya, saya memang datang
dengan MT, tapi ternyata dia harus bekerja (yang akhirnya sampai jam 04.00).
Saya pun langsung memutuskan datang sendiri dan akhirnya bertemu nggirma.
Konsernya keren
bukan main! Serupa dengan pesta topeng. Zeke berhasil menjadikan panggung
sebagai milik siapa saja, bukan hanya pemain-pemain musik. Ekspresi bebas
terasa. Saya tidak berhenti senyum dari awal sampai akhir. Energinya besar
sekali. Banyak orang “besar” turut ada di panggung. Bagi saya, malam itu, Zeke
mengajarkan bahwa peran tidak bisa dihitung besar atau kecil. Peran mempunyai
kontribusi tulen yang tidak bisa disanggah. Dan, saya berperan sebagai penonton
malam itu.
Saya ingin sekali
berperan sebagai salah satu makhluk di sana. Sayang, saya terlalu cupu.
Padahal, Zeke mungkin akan senang sekali kalau penontonnya berkontribusi total
malam itu. Penonton cupu, termasuk saya.
Intinya,
saya tidak bisa lupa dengan konser yang ada di planet lain itu. It is true,
fall in love with the wrong planet.
Komentar
Posting Komentar