Airportradio Antar ke Ruang Temaram
Jika hati dan pikiran ada dalam satu ruangan yang sama, di
antaranya terdapat satu ruang dengan pintu kayu menebal dan berjeruji di bagian
atasnya. Temaram. Bukan gelap.
Setemaram ruangan di Auditorium IFI Yogyakarta pada 24
Oktober 2018 ketika peluncuran album kedua Airportradio, Selepas Pendar Nyalang Berbayang.
Sembari masuk ruang, saya ditemani instalasi berbayang. Lorong
menggelap dipenuhi asap.
Lampu padam. Airportradio menikam.
Perlahan.
Lahan.
Dentingan bel.
Satu nada dalam tempo lama.
Lagi.
Dan, lagi.
Dan, lagi-lagi.
Tapi, saya bertahan. Dan, semua orang juga bertahan. Apakah
artinya kebanyakan dari kita sudah terbiasa dengan pengulangan secara
terus-menerus? Sehingga ini terasa begitu mengakrabi.
Segala jenis suara—instrumen dan vokal—berpaduan tanpa
saling melomba. Ini bukan kompetisi. Tak ada kejar-kejaran. Mereka malah
mempersilakan.
Saya seakan dipersilakan masuk dalam satu ruangan. Temaram.
Bukan gelap.
Tidak terkunci, tapi berat untuk membukanya seperti sudah terlalu
lama dibiarkan tertutup.
Satu langkah maju. Waktu seperti tak melaju.
Lembab. Tapi juga menghangatkan.
Familiar. Sekalian memuakkan.
Ruangan itu dipenuhi oleh rak-rak yang lapuk. Isinya potongan-potongan
luka yang saya kira sudah terlupa, potongan malu yang saya kira sudah berlalu,
dan potongan kesalahan yang saya kira sudah terselesaikan.
“Nafas
sama memburu
Degup
sama berpacu
Luka
sama sakitnya
Merah
sama berdarah”
Acak sebab-akibat. Tersusun rapi secara kronologis.
Berada di dalamnya sambil menyaksikan Airportradio membawakan
“Jagal” terasa kembali pada inti diri. Memakinya sekaligus menghargainya. Familiar.
Sekalian memuakkan.
Hati dan pikiran selalu dibicarakan seakan-akan terpisah.
Satunya dianggap lebih baik daripada satunya. Satunya suka mengambil keputusan
semaunya sehingga merugikan satunya. Satunya suka bertingkah seadanya sehingga
meninggalkan satunya. Itu mitos.
Mereka sama saja.
Dibeda-bedakan dengan semaunya oleh mereka yang tidak mau
mengakui kesalahan. Dipisah-pisahkan oleh mereka yang tidak berani untuk sesuatu
yang begitu diinginkan.
-->
Komentar
Posting Komentar