udah kek

Apa yang harus kumohon darimu? Menghentikannya atau justru meneruskannya?

Tadi malam, kita hanya berbicara dengan sederhana. Mengisi kesepian dengan tanya jawab. Tapi, sungguh, cara jawabmu kali itu terasa begitu lembut hingga menjahit satu luka dalam di hati ini. Satu benang saja di luka itu. Benang itu kucari betul di dalam bergelas-gelas wine, bir, kopi, dan berbungkus rokok. Tapi, nada jawabmu yang tak ada artinya itu mengalun pelan dan meng-ada-kan benang itu. Jauh di luar harapan. Jauh di luar asumsi dan bayangan.

Maaf, aku sedang berkelebihan. Mungkin itu memang caramu seadanya. Tapi seadamu cukup menenangkan kekalutanku, setidaknya pada malam ini. Aku memang sedang jauh dari kata percaya. Terlalu sibuk membangun benteng yang lebih kokoh dari yang pernah ada. Dan, aku hanya mau mengucapkan terima kasih. Mungkin aku tak perlu memohon apa pun. Kamu sudah meletakkan batu benteng pertama malam ini. Mampu memberi senyum hingga ku di pembaringan. Menanggapi kenyataan tanpa pedih yang berlebih.

Biar kutidur lelap malam ini. Aku sudah lelah. Biar senyum dan suara terakhirmu malam ini yang menemani. Tak usah kita tanya tentang esok. Esok hanyalah bualan pemimpi. Biar kutidur tanpa mimpi pagi ini.

awal desember
2:28am

Komentar