pembiaran

sore itu, kita berdiri saling berhadapan. saling menendang kaki pelan-pelan yang mengisyaratkan jauh dari kebencian. saling lempar senyum yang disimpan sendiri-sendiri, meski saling melihat. setelah beberapa kali, kita pun tertawa dibuatnya.

kemudian, burung tak malu-malu beterbangan di atas kita. dan, mereka menjatuhkan kotorannya di sekitar kita. alih-alih melihat ke bawah, kita malah mendongakkan wajah, mencari si pelaku. bukannya marah-marah, derai tawa kita pun malah semakin.

salah satu dari kita menarik tangan yang lain, sementara yang lain mengulurkan tangannya. entah siapa yang duluan. saling membiarkan saja. berlarian kecil ke tempat sebelah sana. seolah-olah lebih aman. padahal, burung tak kenal lelah terus terbang.

saat berjejak, kita melihat ke atas lagi. tangan kita masih bergandengan. burung-burung itu masih saja di atas kita. pindah lagi. lari kecil lagi. bergandengan masih.

salah satu dari kita tersandung. satu lainnya melihat dan berusaha menahan. tertawa lagi. dengan pandangan tidak apa-apa, lari lagi. pindah lagi. masih saling membiarkan.

akhirnya, kita duduk di tepi. bukan atas lelah. siap membiarkan dijatuhi kotoran kapan saja. toh, nanti kita bisa saling membasuh.

jadi, kita biarkan saja. pembiaran bisa jadi begitu menarik.

dan, kita masih dibiarkan untuk menertawainya.

Komentar