Buruh Development
Bangunan itu berlantai-lantai semampai. Masih ada ruang di depan setiap pintu lantai bawah, pun dipenuhi dengan rak sepatu, jemuran pakaian, maupun perkakas rumah tangga. Orang-orang tinggal di dalam rumah-rumah yang tersusun padat. Ketika melalui lantai paling bawah, saya beberapa kali menemui kakek atau nenek yang sedang melangut di kursi roda di terasnya. “ Morning ,” begitu saja saya menyapa. Mereka diam saja. Atau, hanya melihat saya yang terus berlalu. “Masuk dalam kategori setting film horor ala Wong Kar Wai atau mungkin Joko Anwar,” saya mbatin . Saya menuju satu bilik nomor 26. Ruang ini sebenarnya seluas dengan beberapa rumah di tempat itu yang digabungkan. Orang-orang di dalamnya pun berbeda dengan penghuni yang saya lalui ketika berjalan di dalam bangunan itu, mulai dari cara berpakaian yang jauh lebih rapi dan orang-orang yang terlihat lebih muda. Ruangan-ruangan di dalamnya pun dipenuhi dengan perangkat canggih terkini. Bilik ini merupakan tempat kerja...