Memang
Memang, udah lama saya meninggalkan kebiasan tulis-menulis yang untuk dikonsumsi publik, tapi akhirnya tulis-menulis untuk pribadi pun ikut-ikutan ditinggalkan. Ada beberapa alasan. Pertama , saya merasa tulisan yang dikonsumsi publik hanya sebagai ajang bagi orang-orang untuk pamer perasaan, pikiran, dan kegiatan. “Pameran” itu hanya untuk mengeluarkan wacana tentang dirinya dan dinilai oleh pembaca. Sadar tidak sadar, penulis ini sudah mengonsepkan pikirannya untuk mencapai penilaian tertentu. Penulis mengharapkan pembaca terbawa pada pikirannya. Misalnya, menganggap penulis pintar, imajinatif, banyak kawan, bahkan aneh atau introvert. Semua itu memang hanya pemikiran yang tidak ada bukti ilmiahnya. Bahkan, tidak sedikit yang tidak setuju. “Pengungkapan” kata mereka, bukan “penjualan”. Pada awalnya saya hanya menganggap itu sekadar benteng pertahanan saja. Namun, pada akhirnya, sesuai dengan apa yang diajarkan Siddhartha dnegan karma, saya merasa membutuhkan wadah untuk mengeluarka...