Diam-diam



Setiap orang berhak menjadi apa adanya. Memaparkan merek dirinya sekaligus diam dalam kelam untuk menjadi manusia sederhana yang patut dikagumi. Keparat! Tidak bisakah tiap orang menyembunyikan pesonanya dalam setiap pertemuan atau setiap pembicaraan?
Tiap pesona yang terpancar sanggup melunglaikan hati yang kian terlena; bahkan tanpa keinginan sekali pun. Angkat kaki dari sini. Bukan tempatnya kau meluapkan segala pesona meski begitulah adanya.
Ini ilusi. Fatamorgana yang diciptakan untuk menenteramkan jiwa yang sebenarnya sedang paling tenteram. Lalu, buat apa? Memang, tak semua hal bertujuan. Tidak segala juga mendamba maksud. Hanya timbul begitu saja tanpa diminta.
Begitu banyak orang menyusahkan dirinya sendiri, seperti orang yang sedang jatuh cinta dengan diam-diam. Setiap serpihan-serpihan dianggap penting dan menjadi momen yang diajak tidur bersama bunganya nanti malam.
Begitu mudah membahagiakan orang; semudah menyakiti mereka tanpa kata.

* gambar diambil dari http://weheartit.com/entry/16671943/via/simelekete

Komentar