Kamera

gambar diambil dari http://weheartit.com/entry/34376680


Setiap perjalanan, kamera tak pernah luput dari genggamannya. Berkali-kali, kami harus berhenti untuk memberikan jeda kepadanya. Katanya, ini untuk mengabadikan momentum dalam perjalanan hidupnya. Meratapi kembali tiap memar dalam perjalanannya dalam menghabisi usia. Sementara itu, saya sigap menikmati tiap rasa dan menabur makna dalam tiap momen yang sama itu.

Setelah penghabisan waktu, saya sering menanyakannya tentang momen-momen yang pernah kami lalui bersama. Ia acap kali tidak mengingatnya, kecuali ketika disuguhkan gambar-gambar yang diambilnya. Itu saja yang dia ingat. Kejadian di antara satu gambar dan gambar lainnya pun ia tidak mampu untuk mengingatnya. 

Dengan begitu, saya juga pernah bertanya kepadanya, mengapa ia begitu membatasi ingatan dan kenangan. Begitu terbatas pada gambar. Sementara saya, begitu ingat tiap harum, rasa, dan kesan yang tertinggal perjalanan itu. Bahkan, tanpa gambar sekali pun. 

Ia terkesima dengan ingatan saya. Padahal, mudah saja, ingatannya itu berasal dari kenangan. Kenangan itu bermula dari kesan. Ketika ia sibuk mengumpulkan gambar, saya begitu menikmati mengumpulkan kesan.

Sementara itu, kalau lagi patah hati, saya begitu iri kepadanya. Banyak hal tidak Ia ingat, sedangkan saya kesulitan mengubur kesan. Sejak saat itu, saya berniat untuk membeli kamera. Sampai saat ini, niat itu belum terlaksana. 

Komentar