Abai

Lelah dengan kejar-kejaranmu. Tanpa bermaksud abai, saya memang mengabaikanmu. Terselundup kecewa akan ketidakberanianmu terhadap kepedulian. Sudah layak dan sepantasnya ini diperjuangkan mati-matian. Yang lalu memang urusan hidup dan mati, tapi ini sekarang bahkan tak kunjung dianggap berarti. Ini tanpa nyawa. Susah segelintir nantinya akan melebur jadi kenangan atas perjalanan hidup. Dia benar, saya tak mau berperan dalam ketidakpedulian ini. Saya akan mengabaikanmu. Semoga abai ini membantumu untuk menjadi berani di antaa pilihan tersulit sekalipun. Toh, seperti biasanya, saya tak pernah beranjak. Selalu ada jika dicari oleh siapa pun.

Komentar