Mendekam di Sudut Bisu

Katanya dulu begini, "tak perlu sepatu bagus dan baru"
Aku iya-iya saja
Iya tak perlu paham 
Lagipula, ini adalah celoteh orang yang merasa telah melampaui usiaku

Sepatuku usang, tapi tak berdebu
Sisa lumpur menempel
Pasir-pasir menyelip di celah-celah sol
Robek sana-sini akibat jalanan berbatu yang dilalui

Hingga di tengah perjalanan antah-berantah
Ia terkaku
Diam tak bergerak sekaligus lenyap
Tak ada kesanggupan lagi
Koyak
Atas pengalamannya yang sudah matang
Bukan karena nasib malang

Aku berganti sendal
Membuka jari-jari kaki
Dan terlihat segar
Langkahku menjadi lebih hati-hati
Tak ada lagi yang menutupi dari hantaman kerikil

Di tengah perjalanan
Aku selalu mengingat cerita-cerita sepatuku
Tentang perjalanan yang sudah lalu
Tanpa malu-malu
Tentang pilu yang menyandu
Tanpa tersedu-sedu

Ia diam di mana, entah
Aku berjalan ke mana, juga entah
Kami masing-masing

Kata-katanya kini bermakna begitu berbeda, "tak perlu sepatu bagus dan baru"

Komentar