perkemahan

orangtuaku tinggal di kemah
dengan paku tenda yang rentan
juga atap yang siap mengucurkan air kala hujan

ibu sibuk memanaskan tungku
dari kayu bakar yang selalu padam

bagaimana dengan ayah?
terduduk diam di ambang kemah
nyaris kalah dengan keadaan

kakakku menyiapkan barisan
mengambil tas tanpa isi
mencium tangan kedua orangtuaku
sambil bilang,
"aku berangkat dulu ke kota
mencari apa yang bisa dicari"

beda pula dengan satunya
datang dari belantara hutan
membawa satu kaleng bekas berkarat
"bu, ini lumayan untuk minum nanti"
diletakkannya kaleng itu di bawah tenda yang bocor

satunya menghampiriku yang sibuk menggali lubang
entah buat kotoran atau jenazah
keduanya sama saja, sama-sama belum ada
dia mengangkat bahu ketika saya tanya,
"mas, apakah ini lebih baik daripada kematian?"


Den Haag, 22 September 2015

Komentar