binar


Bagi sebagian orang, rindu itu seperti persembahan dari khayangan. Dinanti benar pernyataannya dan tak pernah sabar untuk bertatap mata. Binar. Itulah yang ingin segera dipancarkan dan ditangkap kembali sinyal mesranya. Cita-citanya mungkin saat itu hanyalah satu, tak perlu cumbu mendalam dan desah tak karuan, hanya ingin menari semaunya. Tak ada hitungan ketukan. Tak ada gaya seragam. Semaunya saja.

Bagi sebagian orang lainnya, rindu itu seperti derita atas permintaan ego yang tak pernah kunjung habis. Tuntutan atas peran yang pernah mengungkapkan kasihnya, meskipun sudah terlampau lama diucapkan. Pernyataan itu bagaikan ketidakmengertian atas peran hidup lainnya. Rindu bagai menusuk hingga luka. Bahkan, rindu hampir diharapkan tidak ada agar hidup lebih tenang. Bukankah hidup sudah cukup sibuk bagi kami kaum urban?

Sementara itu, saya melihat seorang gadis berjingkat tanpa keteraturan sambil meliukkan tubuhnya berikut goyangan kepala yang tidak sinkron dengan musik yang didengarkan sendiri.


*gambar diambil dari http://weheartit.com/entry/10875241

Komentar