Lelaki Bertato



Tatonya menjulur di sepanjang lengannya. Kaus lengan pendek yang dipakai tidak dapat menutupinya. Tingginya seperti orang kebanyakan. Wajahnya bersih, meskipun gelap, membuatnya terlihat keras. Laki-laki itu tampak tidak peduli, terus saja bicara dan seolah membiarkan tatonya terlihat. Mungkin saja, jeans usang yang dikenakannya justru membuatnya seolah tampil apa adanya, sekalipun tanpa peduli juga. Dengan peringai yang dikira dingin, ia justru terus membuat lelucon tanpa usaha, membuat teman-temannya tertawa seolah menikmati hidup.
Lesya memerhatikannya sekali-sekali. Diam-diam. Ia pendam kagumnya tanpa bicara. Tanpa bisa ditahan, Lesya pun turut tertawa atas lelucon laki-laki bertato itu. Ceritanya kaya, penuh dengan kisah sederhana dan kadang malah mengundang keprihatinan. Namun, laki-laki itu sanggup mengubah cerita duka menjadi canda. Ia mudah menertawakan kekhawatirannya akan hidup.
Lesya tertegun sampai senyum-senyum sendiri karena pikiran itu. Ia pun menunduk. Orang-orang di sekitarnya mengira Lesya masih menertawakan lelucon lelaki itu. Lesya membiarkan pikiran mereka seperti itu.
*gambar diambil dari http://weheartit.com/entry/20935699

Komentar