Kepada Samudra, Kamu ada tanpa hadir. Di ujung Zadar, kamu menemuiku dengan damai sekaligus menyengat. Seorang bapak tua tetiba menopangkan tubuhnya di lantai. Beliau kapok dengan keadaan tanpa mau menyerah. Pasangannya membiarkannya dan kamu menyenggol lenganku. "Ingat siapa?" tanyamu berbisik dengan senyum menggoda. Aku membuang muka, menolak untuk menjawab sesuatu yang sudah kami ketahui. Kamu berhasil membuatku merasa egois atas nama segala keduniawian. Tapi, kamu tahu, aku memang tak pernah meninggalkanmu sepenuhnya. Makanya, di pucuk Plitvice pun, kamu masih ada. Tak perlu ke laut, katamu. Jika banyak hal memang berujung di Samudra, aku menemuimu dari cikal-bakal. Di tiap aliran air terjun yang menggoda untuk melepaskan apa yang tadinya aku anggap penting. Resah boleh saja, juga tak lupa bahwa perlu damai untuk menerima. Sejoli-dua joli renta berlomba mendaki, saling memberikan tangan untuk menguatkan. "Ingat siapa?" persis seperti di Zadar, kamu juga me...