Lapor, Komandan!
Tugas saya berat. Menerima perintah dari atasan untuk menulis dalam semalam. Yak, benar, semalam. Dan, tentang kehilangan. Yak, benar, kehilangan. “Komandan yang saya hormati, ini bukan perkara hanya tentang waktu, tetapi juga soal tema yang diangkat. Berat. Apalagi mengingat saya bukan penulis.” Saya lebih suka mendapat tugas “selamatkan orang-orang yang termarjinalkan” atau “pergi ke pelosok untuk mengedukasikan penduduk lokal”. Itu terdengar lebih heroik. Bisa menjadi tujuan hidup dan bisa menjadi bahan untuk diceritakan ke orang-orang. Entah apa itu artinya menyelamatkan dan mengedukasikan. Yang penting, seolah-olah berbuat sesuatu. Tapi, buat apa bicara tentang sesuatu yang tidak terjadi? Akhirnya, saya habiskan sepagian hingga sesiangan untuk belajar kilat—kalau memang belajar bisa sekilat itu—bagaimana cara menulis. Salah satu tulisan yang saya baca selintas adalah tulisan Yusi Pareanom. Katanya, ada tiga hal yang bisa membuat sesuatu layak dituliskan: kebaruan, keunikan, d...