Dikejar Tentara
"Berikan satu pelukan supaya saya bisa pulang." "Kamu tidak punya jalan pulang. Jalanmu sudah dihadang tentara." Berdiri dia, mengambil jaket abu-abu tuanya yang digantung di gagang pintu depan. Setelah mengenakannya, ia duduk di kursi teras, menarik sepatu di bawah kursi itu. Memakai kaus kaki dan memasukkan kakinya dalam sepatu. Pertama yang kanan, kemudian yang kiri. Sambil mengikat tali sepatu kanannya, "Harus segera beranjak dari sini sebelum kau terseret-seret." Saya menyandarkan bahu di daun pintu, "Jadinya ke mana?" Ia beralih ke tali sepatu kiri, "Bukannya sebaiknya hanya saya yang tahu? Kalau mereka tanya, kamu betul-betul tidak tahu; tidak perlu berpura-pura." Saya masih saja diam di daun pintu, "Dari mana saya akan tahu kamu baik-baik saja?" Ia melirik saya sebentar, "Kemungkinan besar tidak ada yang lebih baik dari hari ini," kemudian melihat sepatunya lagi. Ia berdiri sambil mengambil tasnya ya...