Untuk anak perempuanku dari ayahku
Angin sedang berdendang
Lantunannya terlalu kencang belakangan
Berusaha meleraikan mereka dari pikiran yang tak terkuak
Sssttt....
Berbisik sajalah angin itu sambil lalu
"Sebentar lagi, ini semua selesai"
Seorang lelaki di atas ranjang meneteskan air matanya
Tak sanggup melihat penderitaan
Terbinar dari mata anak perempuan kecilnya yang baru putus cinta
Anak perempuan itu mengetuk pintu
Masih kecil saja dia
Sambil membawa matahri yang hampir tenggelam
Bunga di tangannya layu
Tak pernah disiram
Ketika melihat lelaki itu
Anak perempuan menjatuhkan bunga dan menubruk dada lelaki
Hanya tersisa isak tangis yang membasahi kutang lelaki itu
Dekap erat dipersembahkan bagi anak perempuan
Tak ada yang sanggup menyaingi kasihnya kepada anak perempuan
Tak ada seorang lelaki lain
Tak ada satu bintang pun yang lebih terang dari kasihnya
"Siapa yang menyakitimu, Nak?" tanya dalam hati
Dekapan berbalas keintiman
Tak pernah seintim itu
"Aku selalu jatuh cinta pada harapan
dan selalu dikecewakan olehnya"
lirih didengar lelaki itu dan juga matahari yang siap beranjak
Lelaki itu terdiam
Gigit jari
Padahal ia hanya menyimpan harapan
Sama dengan lantunan angin
Kakinya basah oleh air mata anak perempuannya
Matahari pulang duluan
Bunga mati di depan pintu
Lelaki mohon ampun di dalam kamar
sendiri
Tak ada yang lebih perih daripada melihat anak perempuannya sakit hati
Dan lelah berharap
Komentar
Posting Komentar