Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Kirimlah Pesan kepada Saya

Pada saatnya nanti Kirimkan satu atau dua kata Lika-liku atau kebahagiaan secuil Atau ingatan tak berarti Bahkan pertanyaan basa-basi Nyatakan kehadiran Hilang sudah begitu pasaran Menjadi lupa sementara Yang terus terjangkit Apa artinya hilang kemudian? Pada saatnya nanti Ragulah sejentik Lalu rasakan kecarian ini Menggebu yang dipendam dalam-dalam Ini sudah sepeninggalan Dibebat habis-habisan Pada suatu pagi nanti Ini senyum untuk satu atau dua kata yang tak akan terbalas Apa artinya balasan jika memang sudah ada?

Kobra Jalang

Gambar
“In Durkheim’s sense, religious beliefs are, as it were, above ideologies; they are shared by all, as everyone believes that any person belonging to the social group also shares these beliefes (despite possible private disagreement).” – Gilbert Rist Dalam dua minggu terakhir, setidaknya dua kali saya dikira berasal dari Jepang oleh orang-orang yang berasal dari negara di luar Indonesia. Satu yang terakhir, akhirnya memutuskan duduk di sebelah saya. Saya menjadi punya kesempatan untuk bertanya apa yang membuat dia berpikir saya orang Jepang. Katanya, selama tiga tahun tinggal di asrama yang selalu penuh dengan mahasiswa internasional, dia tidak pernah melihat satu pun perempuan Indonesia seperti saya. Merokok, bertato, duduk di luar sendirian, tidak berjilbab, dan—ini sedikit mengherankan—bisa diajak mengobrol. “ I’ve never had a conversation with Indonesian woman.” Selama pembicaraan, saya merasa begitu dihargai: dikasih informasi tentang Den Haag, tida...

Ayam dan Kambing #2

Ayam                        :                 Kambing, apakah kamu kesakitan kalau aku pukul? Kambing                 :                  Tentu tidak. Ayam                        :                  Dari mana kamu tahu itu tidak sakit kalau kamu belum pernah kupukul? Kambing                 :                ...

Penyair #1

Siapa yang sudah bosan dengan pertanyaan yang itu lagi dan itu lagi? Kali lain ada yang bertanya, jawabannya tak jauh berbeda. Ini adalah pencarian akan penyair. Yang bersemayam dalam duka. Ia hidup dari luka. Maka, dipeliharalah perih sehingga tak pernah berkesudahan. Satu lagi nekat bertanya, apa yang bisa ditawarkan dari duka? Jika kelancangan itu terjadi nanti, mohon jangan tinggalkan dia. Bukan luka yang tidak ia kenali. Tak juga rapuh yang jarang menggelitik. Siapa tak butuh lancang? Ceritakan lagi kisah kesukaan anak kecil itu. Syahdan, seorang anak terjatuh berulang kali. Bisa berulang karena ia sempat bangun. Dari mulai tidak tahu cara untuk menekuk lututnya untuk berdiri sampai hapal betul cara berlari dari jatuh. Pun, ia tahu bahwa berjalan berhati-hati sembari melihat bawah juga bisa membuatnya tetap jatuh. Berlari kencang juga tetap jatuh. Orang-orang dari pinggir jalan akan meneriakinya untuk terus berlari kencang. Tapi, itu bukan pilihannya. Ia in...