Bangun Tidur

Bangun tidur merupakan saat penting yang—setidaknya bagi saya—bisa menentukan rasa selama sehari penuh. Butuh waktu yang bisa begitu kilat dan juga bisa terlampau lama untuk beranjak beraktivitas dari bangun tidur. Bagi sebagian orang, bangun tidur tidak semudah itu, pun tak sesebentar itu. Perhatian lebih dalam fase bangun tidur ini menggetarkan saya untuk memperdalam beberapa fase bangun tidur. Berikut laporan asal-asalannya tentang enam fase yang terjadi mulai dari bangun tidur sampai benar-benar bangun.

Pertama. Bangun dan tidur lagi. Apa yang lebih enak daripada bangun tidur dan tahu masih ada waktu untuk tidur lagi? Bagi sebagian orang, termasuk saya, alarm diatur sampai bunyi dua kali. Alarm pertama adalah petanda untuk bangun dan mengingatkan diri bahwa masih ada kesempatan untuk tidur lagi. Alarm macam itulah yang terjadi pada fase ini.
Pada malam setelah kekacauan akibat ketidaksadaran, ini adalah fase paling menentukan. Biasanya, akan ada kekhawatiran-kekhawatiran kecil yang semoga tidak diikuti oleh kekagetan yang tidak baik. Kekhawatiran itu membuat fase ini tidak bisa dilanjutkan dengan tidur begitu saja. Ada fase cekatan untuk melihat tubuh sendiri sedang mengenakan baju atau tidak. Pun mengenakan, apakah sama dengan baju semalam? Baju siapakah? Lalu, dilanjutkan dengan mengenali ruang, mulai memperhatikan hal-hal kecil dan coba mengingat kejadian dari ruangan. Kemudian, selanjutnyalah yang akan menentukan banyak hal pada pagi atau siang itu, yaitu siapakah yang ada di sebelah. Semoga saja tanggapan setelah melihat wajah di samping adalah "Yeay" dengan paras kemenangan seolah kedua tangan naik ke atas bak pemenang. Atau, setidaknya, cukup dengan "alhamdulillah" dan bisa melanjutkan tidur lebih lanjut. Kalau tidak, yah, artinya pagi itu akan lebih panjang dari yang dibayangkan. Namun, dalam fase ini, biasanya diri akan terlalu malas untuk memikirkan strategi lebih lanjut.

Kedua. Bangun dalam keadaan masih merem dan berharap tidak bablas ketiduran. Biasanya, dalam fase ini, sudah ada kesadaran, tetapi belum ada keinginan untuk bangun. Mata tetap dalam keadaan merem dan pikiran masih melayang-layang. Pada fase ini pula, ada kemungkinan bunga tidur dilanjut singkat.
Nah, pada malam-malam yang sebut saja beruntung, fase ini juga akan memungkinkan pelukan yang terjadi lagi atau tubuh yang kembali melekat dari orang di sebelah. Namun, ada baiknya tidak mendahului fase ini dengan memancing gerakan yang lebih dari itu.

Ketiga. Bangun, melek, dan belum ada keinginan untuk beranjak. Ngulet biasanya ada di fase ini. Ada juga keinginan untuk tahu jam berapa. Biasanya, mulai ada suara-suara aneh, seperti suara menguap panjang.
Pada malam keberuntungan, fase ini biasa juga dimulai dengan gerakan lebih lanjut. Inilah saat yang menentukan gayung bersambut versi bangun tidur. Tepat juga untuk sapaan pagi tanpa obrolan atau pertanyaan lebih lanjut.
Nah, pada malam beruntung tapi ada buntungnya, ini juga adalah fase kesadaran untuk mulai mengatur strategi kabur dan juga usir cepat. Suara-suara yang suka dianggap lucu dan imut oleh orang di sebelah sesungguhnya adalah gangguan kekacauan pada pagi hari. Pura-pura tidur biasanya menjadi jalan pintas. Pilihan lainnya adalah memaksakan diri untuk bangun lebih segera untuk menghindari kekacauan lain.

Keempat. Bangun dalam keadaan melek lebih lama dan belum ada keinginan untuk beranjak. Fase ini biasanya mulai menyadarkan diri tentang hari apa dan ada kegiatan apa dan tentu saja lihat jam sekali lagi. Bagi sebagian orang, ini juga fase untuk melihat ponsel dan tahu apa yang terlewatkan selama tidur, seperti membaca pesan yang tertinggal. Ketahuilah, ini masih fase yang belum tepat untuk memulai percakapan.

Kelima. Bangun, beranjak, dan minum kopi atau teh. Ini sudah masuk fase santai dan percakapan santai juga bisa dimulai. Ingat, santai. Pekerjaan, tagihan, apalagi hubungan yang mau dibawa ke mana patut dihindari. Lelucon segar dan ringan bisa menjadi begitu menarik. Atau, diam nyaman sudah cukup. Dalam fase ini, dalam kepala juga mulai berkisah sendiri, bisa mulai mengurutkam jadwal hari itu atau juga menanti saat tepat untuk ke kamar mandi. Rokok biasanya juga mulai bisa dibakar.
Pada fase ini juga, setelah malam keberuntungan, kemungkinan untuk tindakan lanjutan memudar. Tiba-tiba, sudah ada di satu titik, "Ah, fase itu lewat sudah". Bagi malam beruntung yang buntung, selamat, ini fase sudah hampir selesai dari kekacauan.

Keenam. Bangun! Saatnya memulai hari dengan santai sekaligus malas. Bagi sebagian orang, yeay, bisa mulai berkemas dan meninggalkan kekacauan. Bisa juga atur strategi lebih manis untuk melipir pelan-pelan. Atau, bisa juga menikmati fase ini karena tidak tahu kapan keberuntungan macam itu akan datang lagi. Dan, dalam fase ini juga, percakapan panjang sangat dimungkinkan.
Selamat bangun tidur!

*foto diambil oleh Dhana untuk "manas-manasin" orang yang harus pergi bekerja, sedangkan hari itu, dia seharian di rumahnya bermalas-malasan.

Komentar