10 dalam 2013
Meskipun
tidak baik untuk membanding-bandingkan, saya tetap ingin melakukannya. Ya, biar
saja. Tahun 2013 lebih baik daripada tahun 2012. Lebih baik belum tentu selalu
baik-baik saja. Memang ada pasang-surut dan tetap sama-sama menguras energi,
setidaknya tahun ini segalanya masih bisa saya anggap humor ringan dan beberapa
berupa komedi.
Ada
beberapa hal yang tidak mau saya ceritakan. Tapi, begini saja, ini adalah
penggalan-penggalan atau justru rangkuman dari segala kejadian selama 2013.
Pertama, tidak
apa-apa untuk merasa lelah sekaligus lemah. Saya tidak bisa membantu semua
orang dan sekaligus membahagiakan sebanyak-banyaknya orang. Ada beberapa hal
yang saya memang dengan sengaja kabur karena kehabisan energi, padahal saya
tahu betul apa yang sedang dibutuhkan orang itu. Dan, diam-diam, saya merasa
bersalah pada beberapa malam karena merasa perlu hadir dalam kesulitannya.
Diam-diam juga, saya membuat banyak pembenaran akan hal itu. Toh, mereka juga akan baik-baik saja
semuanya. Ya, kita akan baik-baik saja.
Kedua, kehilangan
itu tidak selalu buruk. Kadang, mungkin juga seringnya, kita merasa yakin
karena kita tidak tahu tentang yang lainnya. Biarlah hilang (dalam pengertian
saya) kalau memang itu adalah pilihan mereka. Satu lagi terkait kehilangan, saya
belajar membedakan kehilangan dengan kekurangan. Kadang, saya merasa
kehilangan, padahal saya hanya merasa kekurangan.
Ketiga, saya tidak
mau lagi menilai orang terlalu cepat. Tentu saja, kita kesulitan untuk tidak
menilai orang, itu malah bisa jadi modal utama. Katanya, pilhlah baik-baik lima
orang teman dekat Anda. Sayangnya, lima orang teman dekat seseorang tidak
menjadikannya sebaik atau seberkualitas itu. Tahu bukan berarti kenal.
Keempat, konkret.
Saya mau lebih banyak melakukan hal tanpa harus berpikir panjang. Kalaupun itu
memang akan menjadi kesalahan yang berujung penyesalan, saya juga bisa belajar
dari kesalahan. Konon, lebih baik menyesal karena mencoba daripada menyesal
karena tidak pernah mencoba. Iya, saya tahu, ini juga sudah terjadi pada 2012.
Kelima, ragulah
akan banyak hal. Saya menemukan jawaban atas keraguan saya dari orang-orang
yang tidak saya sangka. Lebih dari itu, dari orang-orang yang saya baru saja saya
temui. Binar mata-mata mereka, cerita-cerita mereka yang begitu antusias, mimpi-mimpi
yang mereka anggap remeh-temeh, kemampuan mereka merekam segala sesuatu di
sekitar, kelihaian mereka melihat segala yang tak tampak; itu semua berpengaruh
untuk saya (dan ini masih juga dalam diam-diam).
Keenam, semakin saya
berusaha untuk membuktikan pendapat orang terhadap saya salah justru semakin
meyakinkan orang itu atas pendapatnya. Jika mereka menganggap saya bodoh,
bodohlah di depannya. Saya justru mendapat banyak ilmu dari kepura-puraan akan
ketidaktahuan saya. Jika mereka menganggap saya begitu butuhnya akan pacar,
berlagaklah memang sebegitunya. Saya belajar cara pandang mereka akan
berpasangan. Jika mereka menganggap saya masih anak kecil, berlakulah seperti
anak kecil. Saya melihat usaha-usaha orang begitu ingin menunjukkan
kedewasaannya dan melihat makna kedewasaan mereka. Hanya beberapa orang
saja—tak lebih dari hitungan ruas jari dalam jempol—benar-benar melihat saya
sebagai saya. Dan, itu akan mengantarkan saya pada poin ketujuh.
Ketujuh, saya lebih
kenal diri saya. Saya mulai tahu respons-respons apa yang saya harapkan dalam
beberapa keadaan. Apa respons terbaik ketika saya sedang begitu antusias? Apa
respons terbaik ketika saya sedang kecewa? Reaksi itu membawa saya meloncat
jauh lebih dari apa yang pernah saya pikirkan dan saya belajar reaksi itu dari
segelintir orang tadi—yang tidak lebih dari hitungan ruas jari dalam jempol.
Hanya beberapa orang mampu menggali apa yang benar-benar ada dalam diri saya,
kemudian menghargainya, lalu memberanikan saya untuk melakukan beberapa hal
atau semata mengatakannya saja.
Kedelapan, saya tahu
betul bahwa paham bukan berarti menanggalkan kekecewaan.
Kesembilan,
sesering-seringnya saya bercerita bahwa kakak-kakak saya tidak peduli akan
banyak hal, tahun ini, saya semakin yakin bahwa saya salah. Mereka peduli
dengan bentuk-bentuk yang berbeda. Penting untuk mengucapkan terima kasih
kepada kakak-kakak saya yang menemani saya pada malam-malam gaduh, mengikuti
mau saya yang begitu keras pun irasional, dan mengingatkan saya juga akan
beberapa hal penting yang saya kira sudah tak penting lagi.
Kesepuluh, saya sudah
tidak sabar dengan 2014. Sikat, John!
Komentar
Posting Komentar