Ruang Pascatindakan di RS Harkit

Orang di sebelah sudah sebulan dirawat di rumah sakit ini. Ketika ditanya keluhannya, bapak tua itu tidak bisa menjawab. Katanya, dokter menyuruh saya untuk dikateter. Apa benar ia tidak mempunyai keluhan?

Satu bulan merupakan jangka waktu yang cukup lama untuk bertanya pada diri sendiri dan merasa apa yang tubuh rasa. Mungkin saja bapak itu tubuhnya sudah terbiasa dengan rasa yang dulu ia keluhkan. Namun, sekarang itu sudah menjadi rasa yang biasa karena sudah lama terbiasa. Mungkin juga bapak itu sedang menentang tubuhnya. Perkataannya dijadikan sugesti untuk dirinya sendiri agar tidak merasakan apa-apa; tanpa keluhan. Mungkin juga bapak itu sudah menyerah pada kehidupan. Ah, mungkin saja bapak itu terlalu sibuk mengurusi pikiran keluarganya. Ia bertoleransi pada keluarga yang selalu merasa cemas dan menunggunya di rumah sakit selama sebulan. Ia harus menghilangkan keluhannya agar dokter lebih cepat mengizinkan dia untuk kembali ke rumah. Mungkin bapak itu sudah pasrah. Ia menyerahkan semuanya kepada Yang Maha. Mungkin bapak itu sudah tidak punya rasa. Ia sudah berada pada garis linear; garis keseimbangan; titik nol. Berpikir kebalikan dari apa yang pancaindranya ketahui agar tetap berada di garis keseimbangan.

Ah, aku satu lagi manusia yang seperti manusia lainnya. Pikirannya sibuk menjelajah ke mana-mana. Yah, mungkin ini hanyalah salah satu cara untuk menyibukkan diri karena teringat untuk berpikir vertikal. Yang Maha. Keseimbangan. Kesejatian.

Sudahlah. Terlalu banyak kemungkinan.

Komentar