Ketika dia memutuskan untuk memberikan kata akhir pada hubungan itu, aku pun menerima dengan mudahnya. Toh, ketika rasa itu memang sudah benar ada, ada tidaknya hubungan bukan lagi masalah. Cukup rasa itu dan selesai. Perasaan lain selain itu merupakan perkembangan dari konstruksi sosial yang membentuk anggapan bagaimana mengekspresikan dan menanggapi rasa itu sendiri. Kenapa rasa ini sudah mulai dikontaminasi oleh sistem kapitalis? Ketika ada tuntutan untuk saling menukar rasa, bahkan ditukar dengan rasa yang sama. Pemberian atau pengekspresian rasa seperti harus ditukar dengan sesuatu hal yang lain. Selalu atas nama pertukaran. Kalau begitu, keadaan atau kejadian rentan sekali dengan untung atau rugi. Padahal, rasa itu jauh sekali dari timbangan. Walaupun, rasa itu tetap mempunyai pagar semu di sekelilingnya dengan satu pintu kecil yang bisa ditutup dan dibuka. Kadang bisa diperluas batasnya atau bahkan diperkecil. Lagi-lagi, rasa itu, kan, bukan untuk diperhitungkan, bahkan batasnya...