menjadi sepatu

Dia itu seperti pemancing yang hanya mendapat sepatu usang. Ya, saya bahkan menilai diri saya waktu itu sebagai barang yang sangat tak berharga. Dibuang begitu saja dan sama sekali menjijikkan, dipenuhi kotoran yang saya anggap tak bisa hilang.

Dia mengelap sepatu itu perlahan-lahan. Membelikan tali yang baru sekaligus menyemirnya hingga tampak lebih baik lagi. Sepatu itu dijemur hingga kering tanpa pernah ditinggalkan dari sampingnya.

Dia rela mati-matian membela sepatu itu. Apa pun. Ia bahkan meminta izin untuk membawa sepatu itu bermalam dengannya. Sampai pada akhirnya, ia rela menjadi sepatu sebelahnya. Sekarang, kami berguna. Kami menjadi sepasang sepatu baru yang nyaman. Dia bahkan sampai lupa seperti apa saya waktu pertama kali ditemui.

Komentar