tas kamu




Aku ingat betul dengan segala kebiasanmu, termasuk kamu dan tas kamu. Tas itu tak pernah kamu tinggalkan, selalu kau bawa ke mana-mana. Aku sadar betul sejak pertama kali kita bertemu. Tas itu sudah kumel sekali, tapi tanpa malu kau punggungkan. Aku selalu penasaran isi tasmu waktu itu. "Isinya senyum. Setiap orang yang melihatnya pasti tersenyum," jawabmu tanpa penolakan.

Malam kesekian, tas itu kamu buka di hadapanmu. Aku ingat betul malam itu. Kamu banyak cerita tentang mantanmu. Panjang sekali ceritanya dan bara itu masih menyala pada semangatmu. Banyak kisah lucu yang kau ceritakan dengan senyum, seolah mengajak pendengar ikut tersenyum. Itulah kebiasaanmu lainnya. Selalu bersemangat ketika menceritakan mantanmu. Tapi, aku lupa apa isi tasmu. Aku rasa aku sama sekali tidak melihatnya.

Kebiasan lainnya adalah menyiapkan pernak-pernik untuk dipakai di tasmu itu. Kadang, kau ikat pita. Lain waktu lagi, kau taruh pin. Beberapa kali pula kau tanya aksesoris yang bagus untuk ditempel di tas itu. Aku senang saja ketika kamu mengikuti usulku. "Keren nggak tas hari ini?" sambil memamerkan pernak baru. Selalu begitu. Tapi, memang benar, tasmu itu selalu terlihat beda.

Waktu kamu ajak aku dalam kebiasanmu jalan kaki di jalan itu, kamu ajak aku lari. Lomba lari, katamu. Aku bingung. Kenapa kamu ajak aku lari? Padahal, kamu selalu berjalan lambat karena beratnya tasmu. Kali itu, kutersadar. "Mana tasmu?" tanyaku heran. "Kuberikan pada mantanku," jawabmu.

Ah, kamu sudah tidak semenyenangkan dulu! Cintamu sudah hilang! Padahal, aku baru mulai jatuh cinta.


Komentar