Selamat Kalah
Kita berempat bertemu di suatu dangau
Selepas perjuangan tak menang sengau
Masing-masing taruh senjata di meja
Tak ada ancaman di muka
Setiap bercerita perjuangan dengan malu-malu
Tak pakai kucing
Sudah habis ia kita terkam untuk dimakan bersama
Saking laparnya
Musnah sudah perikehewanan kita
Dua di antara kita memilih untuk lapar saja
Pasang raut muka sengit di antara dahaga yang mereja
Hei, kita sama-sama baru kalah
Kamu kalah perang
Dia kalah suara
Dia kalah cinta
Dan, saya kalah cepat
Jangan cari kekalahan lain di dangau ini
Kembali ke cerita
Kisah-kisah itu berbalas manggut
Pun, itu bukan berarti manut
Dalam hati tetap bersungut
Punyaku jauh lebih kelut
Tiba-tiba, dia lempar belut
Kita bertiga kaget lompat-lompat
Dia juga loncat
Tapi, dia kegirangan
Maka kita saling menatap
Dan turut terbahak
Ya, kita sudah lupa cara berguyon
Tapi dendam tak hilang kesumat
Setelah lirik-lirik tajam
Saling beranggapan kode tertangkap kode
Senjata di tengah kita ambil pelan-pelan
Berlaga hendak melanjutkan perjalanan
Percaya diri meningkat tajam
Toh, ada teman yang serencana diam-diam
Karena sendiri, kata orang, begitu menyeramkan
Sambil mengangkat kaki siap berdiri
Kita berempat saling pakai senjata
Ingin sekali saja merasakan kemenangan di antara yang lain
Sayangnya, kita berempat terlalu kompak
Aku menusuk kiriku
Kiriku menembak kirinya
Kirinya kiriku menikam kirinya
Kirinya kirinya kiriku menyembelihku yang setengah jongkok di kirinya
Sampai semua jatuh bersamaan
Lalu, kita tersadar apa yang baru saja terjadi
Di ujung kekalahan kita yang sudah kalah
Kita masih tertawa
Dan, kita masih saja menertawakan kebodohan
Selamat kalah, kawan!
Selepas perjuangan tak menang sengau
Masing-masing taruh senjata di meja
Tak ada ancaman di muka
Setiap bercerita perjuangan dengan malu-malu
Tak pakai kucing
Sudah habis ia kita terkam untuk dimakan bersama
Saking laparnya
Musnah sudah perikehewanan kita
Dua di antara kita memilih untuk lapar saja
Pasang raut muka sengit di antara dahaga yang mereja
Hei, kita sama-sama baru kalah
Kamu kalah perang
Dia kalah suara
Dia kalah cinta
Dan, saya kalah cepat
Jangan cari kekalahan lain di dangau ini
Kembali ke cerita
Kisah-kisah itu berbalas manggut
Pun, itu bukan berarti manut
Dalam hati tetap bersungut
Punyaku jauh lebih kelut
Tiba-tiba, dia lempar belut
Kita bertiga kaget lompat-lompat
Dia juga loncat
Tapi, dia kegirangan
Maka kita saling menatap
Dan turut terbahak
Ya, kita sudah lupa cara berguyon
Tapi dendam tak hilang kesumat
Setelah lirik-lirik tajam
Saling beranggapan kode tertangkap kode
Senjata di tengah kita ambil pelan-pelan
Berlaga hendak melanjutkan perjalanan
Percaya diri meningkat tajam
Toh, ada teman yang serencana diam-diam
Karena sendiri, kata orang, begitu menyeramkan
Sambil mengangkat kaki siap berdiri
Kita berempat saling pakai senjata
Ingin sekali saja merasakan kemenangan di antara yang lain
Sayangnya, kita berempat terlalu kompak
Aku menusuk kiriku
Kiriku menembak kirinya
Kirinya kiriku menikam kirinya
Kirinya kirinya kiriku menyembelihku yang setengah jongkok di kirinya
Sampai semua jatuh bersamaan
Lalu, kita tersadar apa yang baru saja terjadi
Di ujung kekalahan kita yang sudah kalah
Kita masih tertawa
Dan, kita masih saja menertawakan kebodohan
Selamat kalah, kawan!
Komentar
Posting Komentar