Saya, Nails, Kotak-kotak, dan Putih
Baju Nails, jeans usang, dan sepatu vans lusuh. Rambutnya digulung ke atas. Perempuan itu duduk bersama seorang temannya di meja ini yang kebetulan adalah suami saya. Suami saya pakai kemeja kotak-kotak, sepatu kets Nike, dan juga pakai topi dibalik. Saya bisa ada di satu meja dengan Mbak ini karena teman laki-lakinya —yang juga suami saya — mengajak saya. Ajakan ini semudah dia lupa janjian dengan teman baiknya, tetapi terlanjur bikin janji dengan saya. Padahal, saya sudah memohon-mohon waktunya supaya bisa bicara panjang-lebar macam zaman pacaran dulu. Pernikahan memang tidak semulus ijab kabul. Alhasil, bersatulah kami. Tingkat kelupaan teman laki-lakinya memang melambung tinggi. Bukan hanya janji di antara kami berdua yang bentrok, ada juga satu janji bersama teman laki-lakinya yang lain—yang teman dekat saya juga. Temannya semasa sekolah itu datang menyusul. Untuk yang satu ini, kami sering pergi bertiga, tapi kali ini saya perlu waktu berdua dengan suami saya. Ketika s...