Malang Dingin
Malang dingin Apakah sedingin hati yang bermalang? Sejauh jalanan yang dibasuh redup lampu kota Tatapan dalam mataku tertuju pada kalian Purnama membulat Sebulat semesta yang memanggilnya ke pangkuan Inilah kehilangan yang menghentakkan hatiku Sementara raga tak berada di sana Inikah yang Kau ajarkan? Meresapi ada tanpa kehadiran Tak pernah meninggalkan hati Tak jua berada di pelupuk mata meski dicari ke mana-mana Mereka datang dan menjajakan ikhlas Ikhlas ini hanya milik aku dan Kamu Kemudian, kami dibiarkan meresapi rasa ini Merasakan dekapan agar tenang Tenang Tenang Kita akan tenang Selamat tenang, Ibu. Malang, Januari 2013