Postingan

Memang

Memang, udah lama saya meninggalkan kebiasan tulis-menulis yang untuk dikonsumsi publik, tapi akhirnya tulis-menulis untuk pribadi pun ikut-ikutan ditinggalkan. Ada beberapa alasan. Pertama , saya merasa tulisan yang dikonsumsi publik hanya sebagai ajang bagi orang-orang untuk pamer perasaan, pikiran, dan kegiatan. “Pameran” itu hanya untuk mengeluarkan wacana tentang dirinya dan dinilai oleh pembaca. Sadar tidak sadar, penulis ini sudah mengonsepkan pikirannya untuk mencapai penilaian tertentu. Penulis mengharapkan pembaca terbawa pada pikirannya. Misalnya, menganggap penulis pintar, imajinatif, banyak kawan, bahkan aneh atau introvert. Semua itu memang hanya pemikiran yang tidak ada bukti ilmiahnya. Bahkan, tidak sedikit yang tidak setuju. “Pengungkapan” kata mereka, bukan “penjualan”. Pada awalnya saya hanya menganggap itu sekadar benteng pertahanan saja. Namun, pada akhirnya, sesuai dengan apa yang diajarkan Siddhartha dnegan karma, saya merasa membutuhkan wadah untuk mengeluarka...

jadi, manusia?

pohon saja mampu bertahan bahkan pucuknya pun masih menjulang ke atas berlomba-lomba mendapat sinarnya dan jadi tempat sembunyinya embun kupu-kupu saja bebas terbang melelangkan keindahannya tanpa ada yang mampu menjadi paling tinggi setelah sekian lama menarik satu per satu benang kepompongnya udara saja terus bergerak beri sedikit ruangnya untuk jadi sejuk yang kasat mata tak terlihat bukan berarti tak ada

pertanyaan

tengah malam memberikan satu pertanyaan lagi. ketika kita sudah berhenti untuk mencari jawaban atau hanya sekadar beristirahat, apakah selalu hadir orang-orang lain yang menawarkan jwaban? hingga kita berhenti beristirahat dan mencari pilihan. pilihan mungkin bukan jawaban. atau justru menambah kawan pertanyaan-pertanyaan dahulu. 030706

books are everywhere, light is turning on, there i am, do nothing

aku hanya ingin jujur. itu saja. bahkan untuk jujur pada diri sendiri saja, aku masih enggan. siapa tahu jujur malah mematahkan semangat, mengenggankan kehidupan. terlalu mudakah untuk mendirikan benteng ini? tak usahlah menyalahkan waktu--sesuatu yang masih belum pasti eksistensinya. apa yang pasti? sudahlah, kejujuran juga bukan berarti benar. apakah kebenaran yang aku cari? masih saja mencari sesuatu yang masih belum jelas eksistensinya. kenapa begitu tergila-gila pada eksistensi? simpan untuk alasan tetap hidup. 020706

mata|hari

mata|hari adalah pameran karya-karya anak desain komunikasi visual Universitas Pelita Harapan. Tiga ruang di Galeri Nasional ini menjadi tempat karya-karya yang menawarkan banyak rasa. Secara subjektif, perjalanan dalam tiga ruangan ini menyajikanm identitas dari masing-masing kreatornya yang ditunjukkan melalui cara dan media yang berbeda-beda. Ternyata, manusia yang mempunyai pemikiran berbeda-beda mempunyai pengalaman yang sama. Karya-karya mereka menunjukkan persamaan rasa yang pernah dialami oleh pengunjung, setidaknya saya. Di ruangan pertama, terdapat bentukan tubuh manusia yang kepalanya diganti oleh televisi berukuran 14 inch. Televisi itu menampilkan wajah dari tubuh di bawahnya dan mengekspresikan apa yang terjadi di dalam kepala atau pikirannya. Kepala yang terlihat berada di dalam sebuah kotak sebagai batasan dan terbentur-bentur menandakan kerumitan hidup. Manusia mengalami kepenatan dalam hidupnya walaupun dengan alasan yang berbeda-beda. Masih di dalam r...

kayuhan

sore pun datang kembali berdiri di samping jalanan setapak yang tercaci malam kemarin menawarkan berbagai rasa hanya saja hujan menghanyutkannya ke sungai tak bersepi hingga membaur dan mengeluarkan aroma tak hambar kaki pun lunglai berjalan tangga terlalu tinggi dan tujuan masih harus melewati jalan berbatu banyak pedagang yang menjajakan air segarnya langsung dari kaki gunung--katanya ternyata gunung pun masih berkaki hanya saja gunung sudah menjulang tinggi berada di hamparan angkasa pundak pun masih dipisahkan leher kepala jadi sulit bersandar pada pundaknya sendiri hanya saja matahari memang tak memberikan waktu untuk berehat selamat sore, bintang, kau masih bersembunyi dan menunggu perputaran bumi untuk hadirmu

perjanjian modern

bukankan perjanjian yang dibutuhkan semua orang? perjanjian tentang sesuatu yang belum dapat dilihat atau dirasakan perjanjian bahwa AKAN ada yang lebih baik pada jenjang waktu selanjutnya entah karena ketidakpuasan dengan yang tergenggam atau bisa saja sekadar mencari rasa dan penglihatan yang berbeda bukankah perjanjian itu yang dicari semua orang? mengembara dan terlunta untuk temu perjanjian seonggok perjanjian yang menarik harapan membiarkan si pendamba menari-nari di atas keinginan yang belum disentuhnya bukankan perjanjian itu hanya ada di kitab suci-kitab suci? dijanjikan karena mampu diciptakan konon begitu kabarnya dan kita mengacu pada kitab suci-kitab suci yang sering dibicarakan dimana-mana membuat perjanjian menerima perjanjian dan mampu bertahan hidup dengan perjanjian bernapas atas dasar angan- angan yang belum pernah disapa perjanjian yang dilakoni dan didasari oleh kepuasaan, pembenaran terhadap diri sendiri merasa paling mengenal diri sendiri dan segalanya demi diri ...

bergerak menyamping

mengapa masih dipertanyakan pula tentang garis batas yang kita diami? biarkan saja dan tak usah melangkah maju ataupun mundur biar kita tetap di garis batas ini berlarian ke samping, sampai ujung garis batas yang belum kita temukan mari bermain-main dengan garis batas itu sendiri memang banyak mereka yang melewati kita, melewati garis batas bahkan banyak pula yang berlari mundur mereka punya cara masing-masing bilang kita salah karena mereka selalu memaju atau memundur tak pernah bisa lama menyamping dan kemudian sesuatu yang selalu dilakukan dianggap benar dan sesuatu yang di luar itu menjadi salah anggapan untuk kita itu hanyalah korban dari kestabilan mereka apakah iya mereka yang stabil? padahal kita selalu di garis batas, bergerak menyamping sebenarnya enggan juga dikategorikan stabil karena kestabilan mengurangi makna yang terkandung apa memang kita--setidaknya aku--sudah berkurang maknanya? yah, yang jelas kita sama-sama mencari kenikmatan dan aku sedang menikmati permainan gari...

dia yang penuh janji

entah apa yang masih membuatmu masih di situ? bukankah sudah kujelaskan beberapa alasan yang sangat logis untuk segera beranjak dari situ? bukannya aku terganggu tapi suatu saat nanti kau yang akan terganggu walau aku tak akan peka terhadap saat itu aku masih di sini walaupun sudah berpindah tempat dari sejak kita bertemu namun aku sedang kerasan di sini setelah mengalami masa-masa adaptasi yang cukup berat aku menikmati tempatku sekarang tak apa kalau maasih ada di situ entah kapan aku beranjak dari sini walau aku beranjak belum tentu ke sana bisa saja aku merayap ke tempat tak bernama

my dear cousin

Aku mengosongkan beberapa hari terakhir untuk ada di sana. Mungkin tidak ada di sampingnya tapi aku ada di sana untuk dia, tak dapat dihindari untuk keluarga dia. Yakinlah, semua untuk dia. Aku enggan membicarakan hari-hari itu kembali. Tapi hari ini aku harus meluangkan sejenak waktu untuk berkisah tentang hari-hari itu. Semoga saja ini dapat menenangkan malam-malamku karena sejak malam itu, bayangannya selalu hadir. Jujur, aku sama sekali tidak tahu apa yang harus aku lakukan, pikirkan, bahkan aku rasakan ketika pertama kali berada di rumah sakit itu. Aku masuk dan tak lama segera keluar dari kamar itu. Aku tidak tega. Sungguh, aku langsung membuang segala pikiran tentang apa yang pernah terjadi dan berdoa. Yakinlah, hanya untuk dia. Aku memohon segala maaf dan mengikhlaskan apa yang harus diikhlaskan. Yakinlah, hanya untuk dia. Siapa tahu, bisa membantu kepergian yang semestinya. Dua hari. Lebih lelah dari latihan fisik walaupun keringat yang dikeluarkan tak seberapa. Hanya pikiran ...