Lekas Sembuh, Bapak!

Nantikan saya malam suatu nanti. Segala lelah kita dera sampai habis. Jengah pun akan kita keluarkan hingga keanginan. Dan, jenuh yang tak bertuan pun berpuan kita terkam tak bersisa. Malam suatu nanti akan menjadi malam saya dan kau.

Kita akan menertawai hidupmu yang kau anggap usang dan bagiku penuh kenangan. Kita pun akan sama-sama merasa baik-baik saja. Sambil tiduran bersebelahan, aku akan cerita pengalaman jenakaku. Kau akan tertawa sembari mengingat masa mudamu. Anjing kita akan memperhatikan dari ujung kasur sambil menjawab rindunya akan aku dan kau. Anak-anak kecil pun akan berlarian dan tawa mereka menjadi suara latar yang menyejukkan. Dan, lagi-lagi, malam itu akan menjadi milik kita tanpa harus saling memiliki.

Sesakmu akan mereda, tergantikan pingkal yang menandakan hidup terasa lebih mudah. Istri dan anakmu tak akan cemburu melihat kita sebegitu intim. Malah, mereka akan membiarkan kita terlelap sampai pagi menggantikan. Bahkan, pada tengah malam suatu nanti, mereka akan turut berbaring bersama kita. Tambah cerita ini-itu yang memperpanjang kelucuan.

Sampai saat itu pun, tak akan ada pertanyaan yang mengganggu, tak jua ada pesan berantai untuk hidup selanjutnya. Kita akan hidup lebih lama dari yang kita kira. Karena, pada malam suatu nanti itu, berbagai kebaikan akan hadir. Seperti aku dan kau. Seperti mereka. Seperti kita.

Komentar