Postingan

Ode untuk BW

Gambar
Dear friends, Artikel tentang negeri ikan yang barusan terkirim menandai berakhirnya masa kerja saya. Jadi, mulai edisi depan, nama saya yang agak ganjil itu takkan lagi ada di halaman depan majalah. Itu adalah penggalan kalimat dalam email yang baru saja saya terima sore ini. Saya terima langsung dari Editor Senior saya di majalah. Email dari dia memang ditunggu-tunggu. Tapi, bukan soal itu. Lampirannya saja. Saya tertegun! Beberapa detik mata saya tak berkedip dan menatap kosong isi email itu. Saya sedih luar biasa. Memang, saya tidak seakrab itu. Ngobrol saja sangat jarang karena kami sama-sama hanya part-time di majalah itu. Tapi, saya sungguh merasa gundah. Dalam waktu dua bulan, saya belajar banyak dari dia. Meskipun tidak mendapat komentar banyak, tapi tulisan dia paling "bunyi". Kosakatanya kaya. Diksinya dipilih dengan baik-baik. Paham alur. Hebatnya, pikiran dia bisa diseimbangkan dengan kacamata pembaca. Tulisannya elegan. Penuh isi. Wawasannya luas. Idenya cemerla...

pilihan

Cara orang untuk mengekspresikan kangen memang beragam. Saya mungkin termasuk salah satu yang menyebalkan. Kalau sedang dirundung rindu, semua ingin berjalan sesuai rencana. Tentu saja, semua belum tentu berbalas atau mungkin berbalas, tapi tidak seirama. Ujungnya malah menanam sungut. Biasanya, saya lebih memilih untuk langsung pulang dan tetap menghargai diri dengan bersantai. Jadi, malam ini, saya akan menghabiskan berkeping-keping film di kamar. Untungnya, hidup masih selalu ada pilihan.

tahta bahasa isyarat

Dia memang tidak bisa bicara banyak. Bahkan, dia sama sekali tidak bisa bicara. Tak pernah satu kali pun mengeluarkan suara atau bunyi-bunyian. Meskipun begitu, semua orang mencarinya, termasuk aku. Sebagian menyerahkan seluruh hidupnya demi meilikinya. Sebagian lagi tak kunjung berhasil mendapatkannya. Aku pun menghabiskan pagi sampai malamku untuk bertemu dengannya. Sering kali kudengar cerita tentangnya dari orang-orang di sekitarku. Betapa dia bisa membahagiakan banyak orang dengan sikapnya yang penuh kuasa. Sebagian lagi mengatakan dia tidak penting, banyak yang lebih penting di dunia itu. Aku? Hanya bisa termangu. Aku telah dibutakan untuk bertemu dengannya. Begitu banyak mimpiku yang digenggam erat olehnya. Dalam saat yang bersamaan, mimpiku pun membuatku semakin jauh darinya. Ia bagaikan bintang di langit luas yang cerah. Ada di mana-mana dan tak akan berhenti untuk ditunjuk satu-satu. Tak bisa pula ia menghitugn jumlahnya sendiri. Semakin diperhatikan, semakin pula ia memu...

Bertahun-tahun Lalu

Gambar
Jonsi namanya. Aku sudah pernah jatuh cinta padanya bertahun-tahun lalu. Waktu itu, kusegera mengandaskannya. Banyak orang bilang ia membawa energi negatif untukku. Padahal, aku merasa begitu bersemangat ketika sedang duduk berdua dengannya. Kami begitu penuh dengan rasa. Saling mencari diam-diam jika tak bersama. Saling menatap tanpa ada kata-kata yang jelas maknanya. Mencuri dengar suaranya yang begitu khas dan sering kali diulang-ulang sendiri dalam kepala sampai tertidur pulas. Hari ini, aku mendengar suaranya. Ia menghampiriku dengan senyum yang tak pernah lebih manis. Senyum ia seperti biasanya. Ia tidak berbeda dengan bertahun-tahun lalu. Pakaian yang dikenakannya masih saja berbeda dengan orang-orang kebanyakan; kadang berlapis-lapis; kadang ada rumbai-rumbai. Dia berpakaian semaunya saja. Tak ada orang yang mematuhi norma umum tidak menolehkan wajahnya ketika berpapasan dengannya. Padahal, tanpa pakaian seperti itu, ia sudah terlihat berbeda. Sering kali ia meletakkan sehela...

Kenal

Hari ini, saya mengajar tentang tahu dan kenal. Kemudian, saya sadar bahwa dua belas bulan terakhir, saya banyak kenal: kenal mimpi, kenal hati, kenal positif, kenal pertemanan, kenal orang, dan kenal diri sendiri. Saya kenal orang-orang yang punya mimpi dan menggunakan hatinya. Dengan begitu, mereka punya energi positif yang begitu besar ketika menceritakan mimpinya. Tentu saja, hal itu berpengaruh pada diri saya. Ketika bicara soal mimpi, pasti bicara juga soal harapan. Pastinya, masih banyak orang yang takut berharap, mungkin juga diri saya sendiri. Namun, harapan sering kali menjadi satu-satunya jalan untuk menemukan jalan keluar. Kenapa kita merasa harus keluar? Keluar cenderung didekatkan dengan arti kepuasan, kelegaan, dan kebebasan. Padahal, sebenarnya, mereka hanya mencari “dalam”, ingin berada di dalam kenyamanan; bukan justru keluar dari wilayah kenyamanannya. Nyaman sering kali justru jadi belenggu untuk kita mengeksplorasi diri kita sendiri. Banyak juga orang yang masih me...

let it go

Laki-laki itu sekarang sudah berkasih dengan perempuan lain. menurut pandangan banyak orang, tentu saja itu menyakitkannya. Namun, saya justru lebih lega. Semua semakin jelas. Tak ada lagi harapan palsu yang harus dicemaskan tiap sekonnya. Membiarkannya berhenti berharap. Tidak dipermainkan lagi oleh harapannya. Penolakan (denial) untuk menenangkan hatinya sudah berhenti.Memang, hatinya pasti hancur, tapi tidak sehancur penantiannya pada harapan palsu, kecemasan berlebihan pada harapan. kadang-kadang, harapan itu memilukan. Namun, harapan juga adalah satu-satunya jalan untuk menghargai diri sendiri. Semakin tinggi menaruh harapan, semakin kita bangga pada diri kita.

Language is Fun!

Tadi pagi, saya mengajar Simona, perempuan asal Italia yang bekerja di Uni Eropa. Dia cantik dan ramah. Saya selalu semangat untuk mengajar dia karena dia sangat menunjukkan semangatnya untuk belajar bahasa Indonesia. Ya, saya harus mengurangi jatah terlambat saya sebelum dia kecewa. I'll do it! Pelajaran hari ini adalah nama-nama hari dalam bahasa Indonesia. Seru banget! Dia cerita kalau nama-nama hari dalam bahasa Italia dihubungkan dengan nama-nama planet. lunedì - Monday martedì - Tuesday mercoledì - Wednesday giovedì - Thursday venerdì - Friday sabato - Saturday domenica - Sunday lunedì diambil dari "luna" yang artinya 'bulan'. martedì diambil dari Mars. mercoledì diambil dari Merkurius. giovedì diambil dari Pluto. venerdì diambil dari Venus. sabato diambil dari Saturnus. Atau, bisa juga mungkin ada kaitannya dengan sabat. Apakah hari sabtu yang disebut dengan hari sabat? domenica diambil dari "dominius" yang artinya 'T...

lantang

Apakah kamu terlalu lantang untuk berada di sini? Memohon sesuatu yang tanpa kau sadari seiringan dengan hal yang paling kau takuti. Seberapa yakin kamu akan berani melompat jauh dari titik kenyamanan. Kau bahkan tak pernah merasa lelah untuk berdiri satu kaki di titik yang sudah meninabobokanmu setiap saat kau ngantuk; hanya pada saat kamu ngantuk. Namun, hari itu kamu memohon bersujud untuk mengubah posisi kenyamanan itu. Cukup yakin atas keberanianmu? Apakah kamu bisa mengatasi segala nyaman yang lebih membabi buta? Atau, bahkan, pada saat yang sama juga menyuguhkan kegagalan yang terngiang-ngiang? Aku berdiri di sini. Siap dihancurkan tak bersisa sekaligus dibuai terlena dalam belaian kenyamanan. Bersiaplah untuk berubah. Dalam diam atau gerak pun, sekeliling sudah berubah mengikuti irama kehidupan. Aku memilih untuk ikut mendendangkannya dan melenggangkan tubuh membuat gerakan perubahannya.

bernarilah mimpi

Kami takut bermimpi. Satu saja alasannya, keberanian itu sudah begitu sering dikecewakan. Sering kali juga kami merasa tak sanggup untuk menenangkannya. Padahal, kami telah disuguhkan sekian banyak contoh bahwa luar biasa hasil dari bermimpi. Melebihi kesanggupan kami dari membayangkan apa yang bisa terjadi. Bukan kami tak mungkin untuk mengelak dari kekecewaan, kegagalan dari apa yang sudah ditinggikan dan dibicarakan terus-menerus. Hukuman sosial dan diri sendiri mendera. Namun, tak ada lagi yang bisa kami lakukan selain bermimpi. Semua diawali dari mimpi yang berkesungguhan. Biarkan kami bicara tentang omong kosong yang selalu dilecehkan dan dianggap remeh. Biarkan kami bercanda tentang kegagalan yang sudah kami langkahi dengan ribuan peluh. Kami pun akan berkumpul membentuk lingkaran. Menceritakan mimpi kami satu per satu yang belum tercapai, bahkan sebagian masih beranggapan tidak akan tercapai. Namun, kami tidak takut. Kami tidak sangsi sedikit pun. Biarkan kami dihajar oleh kega...

debaran

Gerak sandi nyawaku tak terhitung sudah. Berusaha melerai apa yang telah terbelenggu selama hitungan saat. Menyatakan untuk menjadi diri dan mengelabui delusi. Kota ini tumpuan tujuanku kalau terlalu takut untuk menghitung besaran negara. Telah tertatih namun napasnya masih sempat mencerai beraikan angkuh yang tergumpal. Kuasa tak lagi diperdudukkan di singgasana terkemuka. Terlalu lelah menanggung kebebanan. Dibungkam saja tetes pada mata. Dimasukkan kembali melalui pori-pori dan menggerogoti tiap organ yang dilaluinya di dalam. Dijadikan kesatuan kekuatan yang sanggup untuk berbangkit. Tak lama lagi. Ketika lewat tarian, kami bicara. Kata menjadi pisau tertajam yang pernah ada. Potongan gambar kian bermakna dan lebih menggelora. Semayamkan cara lama yang konon telah digenggamnya. Biarlah lakon kami bicara lebih keras. Peran kami mengampuhkan seluruh jawat. Maka, mata kami menancap dalam hati. Jangan tikam kami saudara sesama. Masih banyak masa yang bisa diselamatkan dalam cerita.