Gender Issue
Baru saja saya membaca tulisan orang-orang melalui internet. Ternyata, tidak sedikit orang yang tertarik dengan masalah kesetaraan gender. Tapi, banyak juga orang yang pro dan kontra. Kalu dilihat dari pendapat mereka, semuanya harus dikembalikan kepada dasar, yaitu makna dari kesetaraan gender itu sendiri. Beberapa orang sangat memahami maknanya, beberapa lainnya hanya hasil cuap-cuap dan analisis seadanya.
Saya membacanya dengan modal cita-cita untuk menjadi dosen dalam bidang gender suatu hari nanti—setidaknya melakukan sesuatu untuk banyak orang. Lalu, saya sambungkan dengan konsep agama dan kepercayaan yang belakangan sedang saya telusuri. Hmmm, berarti harus diawali dengan penjelasan tentang agama dan penjelasan terlebih dahulu. Ok, secara singkat saja, agama merupakan sebuah konsep yang dipercayai banyak orang—bahkan seringkali disamakan—dan pada akhirnya berbau politik. Sementara, kepercayaan adalah konsep yang ada pada pikiran kita dan diyakini tanpa harus melakukan hal-hal kebanyakan yang dianggap tidak benar.
Dengan dasar itu, saya menempati konsep kesetaraan gender dalam konsep yang sejajar dengan kepercayaan. Memang, pada akhirnya, konsep ini menjadi subjektif, antara meremehkan dan menghargai menjadi perbedaan yang tipis. Tapi, untuk apa mengerti kalau pada kehidupan sehari-hari ketidaksetaraan itu tetap diterima saja.
Saya membacanya dengan modal cita-cita untuk menjadi dosen dalam bidang gender suatu hari nanti—setidaknya melakukan sesuatu untuk banyak orang. Lalu, saya sambungkan dengan konsep agama dan kepercayaan yang belakangan sedang saya telusuri. Hmmm, berarti harus diawali dengan penjelasan tentang agama dan penjelasan terlebih dahulu. Ok, secara singkat saja, agama merupakan sebuah konsep yang dipercayai banyak orang—bahkan seringkali disamakan—dan pada akhirnya berbau politik. Sementara, kepercayaan adalah konsep yang ada pada pikiran kita dan diyakini tanpa harus melakukan hal-hal kebanyakan yang dianggap tidak benar.
Dengan dasar itu, saya menempati konsep kesetaraan gender dalam konsep yang sejajar dengan kepercayaan. Memang, pada akhirnya, konsep ini menjadi subjektif, antara meremehkan dan menghargai menjadi perbedaan yang tipis. Tapi, untuk apa mengerti kalau pada kehidupan sehari-hari ketidaksetaraan itu tetap diterima saja.
pria dan wanita setara, tapi tidak sama. Tidak bisa disamakan, tapi bukan buat dibedakan:)
BalasHapus