Rayakan

Bangun tanpa terbangun. Siapa yang mau melewatkan suara-suara langka ini? Kicauan burung bukan lomba di sini. Tak perlu memberi tanda bahwa mereka masih bertahan. Mereka bersahutan. Mungkin juga, berkicau saja sendiri sesuai kehendaknya. Lagipula, siapa yang tahu bahwa suara-suara itu hanya milik burung pagi ini?

Di sebelah, tepat di samping, air sungai yang mencoklat akibat lumpur mengalir sebiasa mungkin. Alirannya terlihat jelas, membuat riak perlahan yang entah bagaimana memberikan ketenangan. Menjadi petanda bahwa hidup terus berjalan.

Ada lagi yang lebih manis. Ketika duduk dengan secangkir kopi, kupu-kupu berhinggapan di titik paling dekat. Tidak pakai malu-malu pula. Terasa disapa mereka dengan lembut, "Di sini, semua akan baik-baik saja."

Sementara itu, waktu di sini juga terus melangkah, tidak berputar sama sekali. Temponya melambat, semacam memberikan kesempatan untuk bisa cipta nikmat sepenuhnya.

Perasaan macam ini sudah cukup. Informasi tak berkelebihan sama sekali. Apa adanya menjadi sudah cukup. Lebih tak diperlukan. Kebiasaan untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan yang lebih tak berdaya di sini. Hanya ada di sini. Tanpa kurang, tanpa lebih. Cukup.

Cukup sudah menuntut pada suatu nyamankah.

Komentar

Posting Komentar