Dihidupkan Kembali
Puncak. Itulah tujuan kami
pada awalnya. Menyentuh puncak ketinggian.
Perjalanan ini diiringi
tanpa rencana matang. Itulah yang membuka segala kemungkinan. Semua dimulai
dari pertemuan dengan orang-orang baru. Mereka bukan orang-orang biasa. Kami
berada di satu perputaran energi yang sama, setidaknya begitulah yang saya
rasakan. Saya semakin yakin bahwa setiap pertemuan merupakan hasil dari energi
yang tarik-menarik. Kami saling menarik. Bertemulah kami!
Rasanya, tanpa mereka,
saya tidak akan sebegitu menjelajahnya. Keindahan alam yang selalu dibicarakan
orang-orang adalah satu hal. Pesonanya memang dapat dilihat melalui
gambar-gambar, tetapi indera lain pun patut diberi kesempatan untuk merasakan.
Memori saya lekat dengan segala keanggunan alam di sana.
Bukan itu. Itu bukanlah
satu-satunya hal yang saya bawa pulang untuk menemani hidup saya pada hari-hari
setelahnya. Saya membawa pulang sesuatu yang lebih. Jauh dari penemuan atas
pencarian, tetapi jejaknya terlihat jelas. Minta ditelusuri atas keinginan yang
sedang kelaparan. Bukan jawaban dan membuat semua pertanyaan berhenti, tapi
saya menemukan pertanyaan-pertanyaan lain yang menuntun saya untuk sesuatu yang
lebih jauh sekaligus lebih dalam.
Kosakata yang kami gunakan
begitu sama tanpa pernah saling tahu, apalagi saling kenal. Energi itu terasa
berputar-putar dalam setiap pembicaraan kami. Indonesia. Jawa. Candi. Islam. Hindu.
Buddha. Kristen. Kejawen. Spiritual. Mistik. Tata kota. Musik. Film. Waktu.
Ruang. Hati. Frekuensi. Filsafat. Meditasi. Politik. Hukum. Seni. Sastra. Mantra.
Tanah. Pohon. Air.
Saya merasa dihidupkan kembali.
Perjalanan kali ini memang
diperuntukkan untuk pencarian. Mencari apa? Tidak tahu. Hanya ingin mencari,
kemudian menyerahkannya kepada alam begitu saja. Semesta menjawab. Kali ini,
alam banyak bekerja sama dengan caranya yang begitu sederhana sekaligus begitu
memukau. Terperanjat dibuatnya!
Tujuan kami memang tidak
tercapai. Puncak yang disentuh bukan puncak yang kami bicarakan sepanjang
berada di kota. Namun, kami membawa pulang sesuatu yang lebih dari itu. Jauh
lebih bermakna. Saya merasa begitu akrab dengan alam dengan cara kami
sendiri. Saya percaya, tujuan bukanlah sesuatu yang mutlak
untuk digapai. Perjalanan itu sendirilah yang mengantarkan kita pada satu pintu
tak bernama yang membuka segala pertanda. Makna dari tujuan terselip di antara
jejak-jejak kaki yang melalang buana.
Welcome home!!!
BalasHapus